AS Akan Pastikan Tak Ada Upaya Legitimasi Invasi Rusia di G20 Bali

7 Juli 2022 15:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara pada konferensi pers di Hotel Fairmont di Jakarta, Selasa (14/12).
 Foto: Olivier Douliery/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara pada konferensi pers di Hotel Fairmont di Jakarta, Selasa (14/12). Foto: Olivier Douliery/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, pertemuan G20 di Bali pekan ini tidak akan dapat berjalan seperti biasanya di tengah situasi konflik Rusia-Ukraina.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, AS bertekad untuk memastikan tidak ada upaya untuk legitimasi kebrutalan Rusia di Ukraina dalam pertemuan itu.
Pertemuan menteri luar negeri (FMM) negara anggota G20 digelar di Bali pada Kamis 7 Juli hingga Jumat 8 Juli.
Menlu Rusia Sergei Lavrov saat menyambangi Menlu RI Retno Marsudi di Jakarta, Selasa (6/7). Foto: Kemlu RI
Pejabat AS mengatakan, pertemuan ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk memajukan upaya dalam mengatasi krisis keamanan pangan global. Ia menambahkan, sangat penting untuk memastikan pertemuan tersebut berlangsung dengan efektif dan bebas dari gangguan.
“Yang terpenting kita tetap fokus pada perhelatan G20. Kami sangat bertekad untuk melakukan itu dan tidak membiarkan ada gangguan atau interupsi untuk itu,” jelas pejabat itu, dia menemani Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam kunjungan ke Bali.
"Tapi saya pikir kami juga ingin memastikan bahwa tidak ada hal apa pun yang memberikan legitimasi atas apa yang dilakukan Rusia dalam tindakan brutalnya Ukraina," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, pernyataan ini mengindikasikan kecil kemungkinan walk out dilakukan ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tatap muka dengan negara Barat.
Di sela-sela kesibukan G20 di Bali, Menlu Blinken dikabarkan akan melakukan pertemuan trilateral dengan menteri luar negeri Jepang dan Korea selatan.
Ia juga akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi untuk membahas penanganan hubungan AS-China yang tepat.
"Ini adalah bagian dari serangkaian percakapan yang sedang berlangsung dan saya pikir penting bagi rekan-rekan China kami di seluruh pemerintah untuk memastikan bahwa kami secara bertanggung jawab mengelola hubungan itu," papar pejabat itu.
"Sebagai dua kekuatan utama, apa pun perbedaan kita, ada juga area di mana, misalnya, iklim, kesehatan global, kontra-narkotika, hal-hal semacam itu, di mana masuk akal bagi kita untuk bekerja sama,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 adalah sebuah forum untuk membahas upaya pemulihan global dari berbagai tantangan yang sedang dihadapi. Sejumlah tantangan yang akan dibahas meliputi perubahan iklim, pemulihan pandemi COVID-19, hingga krisis keamanan pangan akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Pertemuan selama dua hari ini akan dilakukan dalam 2 sesi. Sesi pertama akan membicarakan tentang penguatan mulitlateralisme dan kolaborasi global. Sementara itu, sesi kedua pertemuan ini akan berfokus pada krisis pangan dan energi yang tengah dihadapi dunia saat ini.
Penulis: Airin Sukono.