AS Izinkan Semua Orang Dewasa Divaksin Booster, Direkomendasikan Usia di Atas 50

20 November 2021 7:14 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang dokter menyuntikkan vaksin corona kepada perawat di Long Island Jewish Medical Center di New Hyde Park, New York, AS, Senin (14/12).  Foto: Brendan McDermid/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang dokter menyuntikkan vaksin corona kepada perawat di Long Island Jewish Medical Center di New Hyde Park, New York, AS, Senin (14/12). Foto: Brendan McDermid/REUTERS
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat mengesahkan pemakaian vaksin booster (suntikan ketiga) merek Pfizer dan Moderna untuk semua orang berusia 18 tahun ke atas pada Jumat (19/11).
ADVERTISEMENT
Vaksin booster sebelumnya tersedia untuk menambah kekebalan untuk orang di atas 65 tahun, mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit parah, dan orang-orang dalam pekerjaan berisiko tinggi, termasuk nakes.
"(Keputusan baru terkait vaksin booster) membantu memberikan perlindungan berkelanjutan terhadap COVID-19, termasuk konsekuensi serius yang dapat terjadi, seperti rawat inap dan kematian," kata penjabat komisioner Food and Drug Administration (FDA), Janet Woodcock, dikutip dari AFP, Sabtu (20/11).
Seorang dokter menyuntikkan vaksin corona kepada perawat di George Washington University Hospital, di Washington, AS, Senin (14/12). Foto: Jacquelyn Martin/Pool/REUTERS
Sebuah diskusi panel para ahli yang diadakan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS meratifikasi keputusan untuk memperluas kelayakan. Sementara secara eksplisit merekomendasikan vaksin booster untuk semua orang di atas 50 tahun, bahkan tanpa melihat kondisi tertentu.
"Saya sangat senang bahwa kami memiliki kejelasan dan perampingan rekomendasi sehingga semua orang Amerika dapat memahami vaksin yang direkomendasikan untuk mereka saat ini," kata Camille Kotton, seorang dokter penyakit menular di Rumah Sakit Umum Massachusetts.
ADVERTISEMENT
Direktur CDC AS, Rochelle Walensky, secara resmi menandatangani rekomendasi panel para ahli dan menyatakan suntikan booster "adalah alat kesehatan masyarakat yang penting untuk memperkuat pertahanan kita terhadap virus saat kita memasuki liburan musim dingin."
Ilustrasi vaksin corona Pfizer-BioNTech. Foto: Kay Nietfeld/Pool via Reuters
Kebijakan ini didasarkan pada data yang menunjukkan respons kekebalan yang kuat terhadap booster dari ratusan orang yang menggunakan vaksin Pfizer dan Moderna.
Pfizer juga melakukan uji klinis yang melibatkan 10.000 orang berusia di atas 16 tahun, dengan hasil vaksin booster menunjukkan kemanjuran terhadap infeksi simtomatik lebih dari 95 persen dibandingkan dengan mereka yang tidak menerima booster.
Kedua vaksin tersebut bisa digunakan untuk vaksin booster dengan selang waktu 6 bulan suntikan utama (dosis 1 dan 2).
Vaksin Pfizer diberi dosis 30 mikrogram, sama dengan seri primer, sedangkan vaksin Moderna 50 mikrogram, setengah dari seri primer.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi vaksin corona Moderna. Foto: Mike Segar/REUTERS
Sementara, orang yang menerima vaksin satu dosis Johnson & Johnson sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan booster merek apa pun dua bulan setelah suntikan pertama mereka.
Keputusan ini datang ketika kasus COVID-19 meningkat pesat secara nasional di Negeri Paman Sam, mencapai rata-rata 88.000 infeksi baru per hari ketika AS memasuki gelombang kelima, menurut data terbaru.
AS secara resmi adalah negara yang paling parah dilanda pandemi COVID-19, dengan lebih dari 760.000 kematian.

Kritik soal Vaksin Booster Bagi Semua Orang Dewasa

Ilustrasi vaksinasi. Foto: Shutter Stock
Sebelum keputusan izin vaksin booster dikeluarkan, beberapa ahli luar ragu atas suntikan booster untuk semua orang dewasa.
Mereka melihat, sebagian besar dari orang-orang yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 tidak divaksin, sehingga cara terbaik untuk mengendalikan gelombang musim dingin seharusnya dengan menjangkau orang-orang itu, daripada menambah orang yang divaksin, kata para kritikus.
Perawat memasukkan vaksin Moderna COVID-19 ke dalam jarum suntik di klinik vaksinasi massal di Gillette Stadium, di Foxborough, Mass, AS. Foto: Steven Senne/AP Photo
Mereka melihat lebih banyak kasus peradangan jantung terkait vaksin (miokarditis), terutama di kalangan pria usia muda. Bukti yang terkumpul menunjukkan risiko vaksin Moderna mungkin lebih besar dibandingkan dengan Pfizer, kemungkinan karena dosisnya yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Pihak Pfizer dan Moderna sedang melakukan studi pasca-otorisasi untuk menilai risiko miokarditis setelah suntikan ketiga. Namun, secara keseluruhan, FDA dan CDC berpandangan, manfaat vaksin booster lebih besar daripada risikonya.
Diharapkan vaksin booster, bisa mengurangi kasus yang bergejala, juga akan membantu mengurangi penularan di masyarakat, meskipun sejauh ini belum diketahui secara pasti.
Vaksinasi COVID-19 untuk pekerja di Amazon Fulfillment Center di Las Vegas Utara, Nevada, AS. Foto: John Locher/AP Photo
Namun para ahli sepakat vaksin booster saja tidak cukup dalam menyelesaikan pandemi. Sementara negara-negara miskin, terutama di Afrika, tetap terjebak dalam persentase vaksinasi yang masih rendah untuk orang-orang yang sudah divaksin dosis pertama.
Pekan lalu, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengecam negara-negara kaya karena memberikan dosis vaksin enam kali lebih banyak setiap hari daripada negara-negara berpenghasilan rendah yang memberikan dosis primer.
ADVERTISEMENT
Hal ini meningkatkan risiko munculnya varian baru, yang pada akhirnya dapat mengancam perlindungan dari upaya vaksinasi saat ini.