AS Mulai Ujikan Vaksin Virus Corona Terhadap Manusia

16 Maret 2020 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Upaya pencarian vaksin virus corona masih terus dilakukan oleh peneliti dari seluruh dunia. Tim peneliti di Amerika Serikat rencananya akan mulai menguji vaksin virus corona terhadap manusia pada Senin (16/3) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Associated Press (AP), vaksin yang diciptakan oleh penelitian gabungan Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) dan perusahaan farmasi Moderna akan diujikan di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute, Seattle.
AP mendapatkan kabar ini dari sumber pemerintah yang tak ingin disebut namanya karena pengumuman resmi belum keluar.
Pengujian akan dilakukan dengan menyuntikkan vaksin dengan dosis yang berbeda ke 45 partisipan muda yang sehat. Pengujian ini disebut tak akan membuat partisipan menderita corona karena vaksin itu tak mengandung virus.
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
Tujuan pengujian adalah untuk melihat apakah vaksin akan menimbulkan efek samping berbahaya. Namun jika pun pengujian ini berhasil, masih perlu dilakukan pengujian yang lebih besar, melibatkan lebih banyak orang.
"Kita bicara setahun atau satu tahun setengah sampai vaksin siap diedarkan," kata Dr. Anthony Fauci, direktur NIH.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini belum ada vaksin untuk virus corona yang telah menjangkiti hampir 170 ribu orang di seluruh dunia. Beberapa negara menggunakan obat alternatif seperti obat HIV di China. Perawatan lainnya adalah menggunakan obat sesuai gejala yang timbul.
Para penderita virus corona di RS Fangcai di kota Wuhan, Hubei, China Foto: AFP/STR
Bagi sebagian orang, virus corona hanya memberikan gejala ringan seperti batuk atau demam. Namun bagi warga lanjut usia atau memiliki penyakit bawaan, penyakit ini bisa mematikan. Virus yang menyerang sistem pernapasan ini telah menewaskan lebih dari 6.500 orang.
Menurut WHO, penderita dengan gejala ringan bisa pulih dalam waktu dua minggu. Sementara penderita dengan gejala lebih berat bisa sembuh dalam enam pekan.