AS Serukan Erdogan untuk Perkuat Demokrasi Turki

26 Juni 2018 9:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Turki, Tayyip Erdogan. (Foto: Reuters/Stoyan Nenov)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki, Tayyip Erdogan. (Foto: Reuters/Stoyan Nenov)
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat menghormati hasil pemilu yang memenangkan Recep Tayyip Erdogan untuk kembali menjadi presiden Turki. Dalam pernyataannya, pemerintah AS menyerukan Erdogan untuk terus memperkuat demokrasi Turki.
ADVERTISEMENT
"Kami menghormati keputusan para pemilih di Turki dan mengharapkan hubungan yang konstruktif dengan Presiden Erdogan untuk menghadapi tantangan bersama," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri AS seperti dikutip Reuters, (25/6).
"Kami menyerukan seluruh pejabat terpilih di Turki, termasuk Presiden Erdogan, untuk mewakili pandangan yang beragam dari seluruh rakyat Turki dan memperkuat demokrasi Turki," lanjut Kemlu AS.
Erdogan memenangi pemilu Presiden Turki pada Minggu (24/6) dengan total raihan 52,5 persen suara dalam penghitungan suara yang telah mencapai 99 persen. Sementara saingan utamanya Muharrem Ince, dari Partai Rakyat Republik (CHP) memperoleh suara sebesar 31,7 persen suara.
Dalam pidato kemenangannya, Erdogan mengatakan Turki telah mengajarkan "demokrasi kepada dunia". Pelajaran demokrasi yang dimaksud adalah banyaknya partisipasi warga Turki dalam pemilu presiden dan parlemen, yaitu 88 persen. Bandingkan dengan pemilu Amerika Serikat pada 2016 yang hanya sekitar 61 persen.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan. (Foto: Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki, Tayyip Erdogan. (Foto: Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via Reuters)
Hubungan AS dan Turki sebagai sama-sama negara anggota NATO mengalami pasang surut.
ADVERTISEMENT
Erdogan menentang dukungan militer AS terhadap milisi Kurdi yang dianggap teroris oleh Turki. Selain itu, Erdogan juga berang terhadap AS yang dianggap melindungi Fethullah Gulen, ulama yang dituding dalang kudeta militer 2016.
Sementara AS geram dengan Turki yang menahan seorang warga negaranya karena dianggap membantu terorisme. AS juga kerap memprotes penangkapan ribuan orang yang dituduh anggota gerakan Gulen.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan Presiden Donald Trump ingin berbicara dengan Erdogan melalui telepon untuk mengucapkan selamat.
"Kami mencoba menjadwal sambungan telepon antara presiden dan presiden Turki untuk menegaskan hubungan kuat kedua negara," kata Sanders seperti dikutip dari AFP.
"Kami menyerukan Turki untuk mengambil langkah memperkuat demokrasi dan melanjutkan kemajuan dalam menyelesaikan masalah dalam hubungan bilateral," lanjut Sanders lagi.
ADVERTISEMENT