AS Ungkap Presiden China Xi Jinping Tolak Vaksin dari Barat

4 Desember 2022 13:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga China yang tinggal di Jepang memegang plakat yang menggambarkan Presiden China Xi Jinping, selama protes solidaritas menentang penguncian COVID-19 China, di Tokyo, Jepang, Rabu (30/11/2022). Foto: Kim Kyung-Hoon/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga China yang tinggal di Jepang memegang plakat yang menggambarkan Presiden China Xi Jinping, selama protes solidaritas menentang penguncian COVID-19 China, di Tokyo, Jepang, Rabu (30/11/2022). Foto: Kim Kyung-Hoon/REUTERS
ADVERTISEMENT
Direktur Intelijen Nasional AS, Avril Haines, mengungkap keengganan Presiden China Xi Jinping untuk menerima bantuan vaksin dari negara Barat. Padahal, China tengah mencatatkan penambahan kasus COVID-19 di beberapa wilayah.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters Minggu (4/12), Haines yang berbicara dalam Forum Pertahanan Nasional di California, mengatakan bahwa terlepas dari dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan virus tersebut, Presiden Xi tetap bersikukuh menolak bantuan vaksin.
”[Presiden Xi] tidak mau mengambil vaksin yang lebih baik [kualitasnya] dari Barat, dan malah mengandalkan vaksin buatan China yang tidak terlalu efektif dalam melawan Omicron,” ujar Haines seperti dikutip dari Reuters, Minggu (4/12).
Selain penolakan akan kehadiran vaksin barat, menurut Haines, Presiden Xi turut menerapkan aturan kontroversial lain seperti melonggarkan pengujian dan aturan karantina. Padahal, hingga kini China mencatat kasus harian COVID-19 mereka hampir mendekati angka tertinggi sepanjang pandemi. Masyarakat pun khawatir kebijakan itu justru akan memicu perlambatan ekonomi yang tajam di China.
ADVERTISEMENT
Ia menilai jika kondisi ini berlanjut, posisi Presiden Xi akan terdesak mengingat banyak masyarakat lebih menanti terobosannya untuk atasi COVID-19.
Warga bentrok dengan petugas berpakaian APD yang memblokir pintu masuk kompleks perumahan di Shanghai, China. Foto: Reuters
”Melihat protes dan tanggapannya bertentangan dengan narasi yang dia suka kemukakan, yaitu bahwa China jauh lebih efektif dalam pemerintahan," kata Haines.
"Ini, sekali lagi, bukan sesuatu yang kami lihat sebagai ancaman terhadap stabilitas saat ini, atau perubahan rezim atau semacamnya, Bagaimana perkembangannya akan penting bagi posisi Xi,” pungkasnya.
Sebelumnya salah seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters, bahwa China tidak meminta vaksin dari Amerika Serikat. Menurut dia kecil kemungkinan China menerima bantuan tersebut.
Meski sejumlah ahli telah mengutarakan bahwa langkah pelonggaran yang diambil China dapat menimbulkan risiko besar.
”Saat ini tidak ada harapan bahwa China akan menyetujui vaksin barat. Tampaknya tidak cukup masuk akal bila China akan memberi lampu hijau pada vaksin Barat saat ini. Karena ini masalah kebanggaan nasional, dan mereka harus menanggung cukup banyak jika mereka mengambil langkah ini," kata pejabat itu.
ADVERTISEMENT