Asa Usaha Mbok Lanjar Cafe, Kembali Bangkit Berkat Lapak Ganjar

16 April 2021 11:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Usaha Mbok Lanjar Mini Cafe di Klaten. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Usaha Mbok Lanjar Mini Cafe di Klaten. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 yang lebih dari satu tahun membuat roda perekonomian sulit berputar dan membuat sebagian besar pelaku usaha kecil menengah, terutama di Jateng mati suri. Seperti yang dialami Sunardi, owner Mbok Lanjar Mini Cafe, Jalan Merbabu, Kios Stadion Trikoyo, Klaten.
ADVERTISEMENT
Usaha yang menyajikan makanan lokal inovatif tersebut sempat memiliki omzet Rp 10 juta-Rp 15 juta per bulan. Sebelum pandemi, usaha ini mempekerjakan sekitar lima karyawan cafe dan empat karyawan produksi makanan.
Namun, pria yang akrab disapa Ardi tersebut harus menerima kenyataan pahit setelah pandemi melanda. Pendapatan usahanya down dan usahanya mati suri karena pelanggannya menurun signifikan.
“Usaha ini saya rintis lama, sejak 2013, mulai dari jualan di car free day, hingga memiliki kios seperti ini. Sebelumnya, omzet bisa mencapai Rp 10 juta sampai Rp 15 juta per bulan. Tapi setelah pandemi usaha menjadi sepi, saya bahkan sampai memangkas 50 persen karyawan,” kisah Ardi, Jumat (16/4).
Usaha Mbok Lanjar Mini Cafe di Klaten. Foto: Istimewa
Jatuh-bangun Ardi mengupayakan usahanya tetap berjalan. Hingga akhirnya, ia ikut promosi di Lapak Ganjar, promosi berbasis media sosial yang diinisiasi Gubernur Ganjar Pranowo di edisi ke-39 dengan tema warung makan.
ADVERTISEMENT
“Menurut saya Lapak Ganjar itu menjadi salah satu wadah pelaku UMKM untuk bangkit dari keterpurukan karena pandemi COVID-19,” ungkapnya.
Melalui media sosial @ganjar_pranowo tersebut, Ardi berharap produk makanannya semakin banyak dikenal orang, bahkan sampai di luar Jateng.
“Iya, karena yang melihat postingan Lapak Ganjar bukan hanya orang Jawa Tengah. Kalau Mbok Lanjar Cafe Mini ini kan produksi makanan lokal inovatif, jadi hanya ada di sini, misalnya susu goreng, pisang sale, sampai kopi khas klaten,” jelasnya.
Bahkan, pisang sale yang diproduksi tersebut merupakan gagasan kreatifnya dalam mengembangkan bahan baku pisang lokal yang tidak laku di pasaran. Sebab, pisang putri, sebagai bahan bakunya, biasanya hanya dibuat pakan ternak.
“Setelah saya tes laboratorium di UGM ternyata (pisang putri) memiliki kandungan Vitamin C, sehingga saya kembangkan menjadi kuliner khas di sini,” jelasnya.
Usaha Mbok Lanjar Mini Cafe di Klaten. Foto: Istimewa
Ardi bersyukur setelah mengikuti Lapak Ganjar, usahanya lebih dikenal dan mengalami kenaikan omzet.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah kami mengalami kenaikan omzet, orang yang sebelumnya tidak mengenal bahwa di sini ada susu goreng, pisang sale, adanya kopi khas Klaten sekarang banyak sekali yang semakin tahu. Harapan saya, dengan adanya Lapak Ganjar dapat membuat UMKM bangkit lagi dari keterpurukan karena adanya pandemi COVID-19," harapnya.
Selain itu, Ardi merasa mendapat perhatian dari pemda atas kemajuan usahanya. Terutama Pemprov Jateng yang memfasilitasi sertifikat HAKI dan Halal.
“Ada juga pelatihan-pelatihan yang selalu memberikan ruang kepada pelaku UMKM untuk maju dan berkembang,” tandasnya.