Asa yang Terus Membara dari Penyandang Kanker di Rumah Anyo

29 November 2018 19:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keceriaan anak-anak di Rumah Anyo (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keceriaan anak-anak di Rumah Anyo (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bila ditanya sang ayah apa cita-citanya, Azam menjawab dia kelak ingin menjadi seorang polisi. Bocah 4,5 tahun itu dengan ceria mengatakan keinginannya meski wajahnya terus dibalut masker. Azam yang masih balita menyandang tumor di salah satu ginjalnya.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, kondisi fisik Azam terus melemah, perutnya membuncit seiring waktu. Azam lalu dibawa berobat ke Rumah Sakit khusus kanker, Dharmais.
Di rumah sakit itu, ayah Azam yang bernama Yayan, terus mendampingi sang anak. Dia rela tidak bekerja demi terus menjaga anak pertamanya itu. Istri Yayan sendiri tak bisa membantu mendampingi karena memiliki bayi di rumah.
Tak bekerja membuat Yayan tidak memiliki penghasilan. Dia pun kesulitan melunasi biaya berobat Azam. Dia lalu keluar dari kontrakan dan menumpang di rumah sang adik. Namun, seberapa besar usaha Yayan menekan biaya, dia tetap tak mampu menutup biaya berobat Azam.
“Saya sama istri kadang berduan saja, kok bisa ya, penyakit ini kan penyakit orang kaya. Yang (orang) enggak mampu saja kena. Tapi saya belajar sabar dari anak,” ungkap Yayan kepada kumparan saat ditemui di Rumah Anyo, Rabu (28/11).
Yayan dan anaknya yang menyandang kanker  (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Yayan dan anaknya yang menyandang kanker (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Beruntung, lewat informasi dari sesama pasien di RS Dharmais Yayan menemukan Rumah Anyo. Di rumah itu dia dapat tinggal bersama Azam dan segala kebutuhannya bisa dicukupi. Dia juga tak perlu bingung soal biaya transportasi karena Rumah Anyo begitu dekat dengan rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Berbulan-bulan menjalani perawatan, kini tumor dalam ginjal Azam sudah diangkat. Dengan ginjalnya yang tinggal satu, tawa dan semangat masih terpancar dari wajah Azam.
Selain Azam, beberapa anak lainnya juga tinggal di rumah Anyo. Di antara mereka yang terus membakar asa adalah Meysia dan Celline. Keduanya sama-sama mengidap kanker darah atau leukimia.
Meysia adalah siswi sekolah dasar yang berusia 9 tahun. 2016 lalu dia mulai rutin berobat akibat penyakit leukimia ke Jakarta. Dia berangkat dari kampung halamannya di Purwakarta bersama sang ibu, Farida.
Pergi berobat membuat Meysia kerap absen dalam pelajaran. Tak jarang dia juga mendapat ejekan dari temannya karena perubahan fisik usai beberapa kali menjalani pengobatan.
“Di sekolah, diejek teman ‘Kok rambutnya jelek pakai masker’, itu juga bagus, iya ma. Botak. Aku diam aja,” Farida menirukan ucapan Meysia.
Anak penyandang kanker di Rumah Anyo, Meysia (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anak penyandang kanker di Rumah Anyo, Meysia (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Mendapati ejekan tersebut Meysia tetap pulang dengan kepala tegak. Dia justru berusaha meyakinkan kelak dia akan sembuh dan mampu membantu ibunya berjualan di rumah.
ADVERTISEMENT
Senasib dengan Meysia, bocah 4 tahun asal Pontianak bernama Celline terus semangat menahan rasa sakit akibat leukimia. Berulang kali dia berobat, sedikit pun dia tak pernah mengeluh atau menangis.
Dia justru meminta untuk bisa sekolah kepada ibunya, Rika, supaya kelak bisa menjadi dokter.
Berkat ketegaran Celline, perlahan penyakit di tubuhnya sudah bisa diangkat. Kini, dengan tawa yang terus terpancar di wajahnya dia tinggal menjalani kontrol dan cek lab di Rumah Sakit Dharmais.
Anak penyandang kanker di Rumah Anyo bersama ibunya (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anak penyandang kanker di Rumah Anyo bersama ibunya (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Rangkaian keteguhan hati dan fisik anak-anak penyandang kanker itu membuat dokter sekaligus influencer Ahmad Aulia Ghufron terkesan. Baginya, kekompakan anak dan orang tua dalam menghadapi kanker adalah hal yang luar biasa.
“Adik-adik di sini semoga bisa menyelesaikan pengobatan. Karena capek berobatnya, lama bosan, apalagi keterbatasan ekonomi, mereka masih punya masa depan. Siapa tahu ke depannya mereka adalah calon dokter atau menteri mungkin,” kata Ghufron kepada kumparan saat berjumpa di Rumah Anyo.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, Al Ghufron berharap jangkauan yayasan seperti Rumah Anyo dapat meluas di Indonesia. Tujuannya, supaya mereka yang menyandang kanker ini lebih mudah dalam menjalani pengobatan demi sebuah asa bernama kesembuhan.
Ahmad Aulia Ghufron di Rumah Anyo (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Aulia Ghufron di Rumah Anyo (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)