Berat sekali hidup di Indonesia selama pandemi. Rasa-rasanya tiap hari ada saja yang membuat napas makin pendek dan degup jantung makin lemah. Tak cuma virus dan kematiannya yang menyesakkan, hampir dua tahun kita harus harus bergumul dengan keadaan ekonomi yang kembang-kempis, pemerintah yang jarang bisa diandalkan, aparat yang tak bisa dipercaya, sampai kesenjangan yang terus melebar tanpa tepi.
Warga Malang lebih malang lagi. Tak cuma menghadapi itu semua, mereka masih harus mengalami isu menakutkan berbentuk keranda terbang. Pertengahan Juli kemarin, sebuah video viral menyebarkan isu keranda yang terbang lalu mengetuk-ngetuk pintu mencari korban. Meski belakangan video tersebut terbukti abal, kehebohan soal lampor itu kadung muncul dan menjadi perbincangan publik.
Memang agak paradoksikal: lampor, jenis makhluk halus bahela, viral melalui teknologi masa kini. Namun jika dikaji lebih lanjut, fenomena ini sebetulnya tak terlalu mengherankan. Kehadiran lampor (berupa keranda terbang atau wujud lain) sebagai diskursus di masyarakat Jawa memang sudah mengakar jauh, jauh hari sebelum TikTok.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814