ASEAN hingga Menlu AS Komentari Ketegangan China-Taiwan

6 Agustus 2022 7:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan Roket di bawah Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan uji coba rudal konvensional ke perairan lepas pantai timur Taiwan, dari lokasi yang dirahasiakan dalam selebaran ini yang dirilis pada 4 Agustus 2022.  Foto: Komando Teater Timur/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan Roket di bawah Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan uji coba rudal konvensional ke perairan lepas pantai timur Taiwan, dari lokasi yang dirahasiakan dalam selebaran ini yang dirilis pada 4 Agustus 2022. Foto: Komando Teater Timur/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Sejak Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi meninggalkan Taiwan, China melancarkan rentetan aktivitas militer di sekitar pulau itu. Aktivitas yang disebut latihan militer itu dilakukan Beijing sebagai tanggapan atas lawatan Pelosi karena dianggap ancaman terhadap kedaulatan China.
ADVERTISEMENT
China mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya sendiri. Negara tirai bambu mengaku akan menyatukan kembali pulau tersebut meskipun dengan pengerahan kekuatan.
Situasi panas antara China dan Taiwan mengundang respons dari berbagai pihak mulai dari ASEAN hingga Kemlu AS mengeluarkan pendapatnya.
Berikut rangkuman tanggapan sejumlah pihak terkait situasi tersebut:

ASEAN

Para menlu negara anggota ASEAN pada ASEAN Ministerial Meeting di Phnom Penh, Kamboja, Rabu (03/08/2022). Foto: Twitter/@Menlu_RI
Isu ketegangan China-Taiwan menjadi pembahasan Pertemuan Ke-55 Para Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) di Phnom Penh. Sebagai pemegang keketuaan, Kamboja menyerukan seluruh pihak untuk menahan diri.
Para menteri tersebut kemudian merilis pernyataan resmi. Blok beranggotakan sepuluh negara itu menyatakan kesediaan untuk menjadi mediator dalam negosiasi damai.
"[Situasi] dapat menyebabkan salah perhitungan, konfrontasi serius, konflik terbuka dan konsekuensi tak terduga di antara negara-negara besar," jelas pernyataan bersama tersebut, dikutip dari Reuters, Kamis (4/8/2022).
ADVERTISEMENT
"ASEAN siap memainkan peran konstruktif dalam memfasilitasi dialog damai antara semua pihak," imbuhnya.

Kemlu RI

Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah. Foto: Kemlu RI
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengatakan, Indonesia sangat menyayangkan terjadinya eskalasi dan memanasnya situasi di wilayah Asia Pasifik.
Kemlu RI mengaku telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya ketegangan. Pasalnya, Beijing sebelumnya telah memperingatkan akan ada konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan oleh Taiwan jika Pelosi tetap datang.
"Kemlu RI menyikapi rencana kunjungan dan bahkan kunjungan dari Nancy Pelosi, kita sudah mengantisipasi bahwa hal ini akan menciptakan kondisi yang tidak kondusif dan berpotensi menimbulkan eskalasi ketegangan dan ini terjadi sekarang," kata juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, dalam sesi jumpa pers virtual pada Jumat (5/8).

Australia

Pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong di Foreign Ministers Meeting (FMM) G20 di Bali (7/7/2022). Foto: Adityo Karno/Kemlu RI
Di sela-sela pertemuan tingkat menteri luar negeri ASEAN pada Jumat (5/8) yang digelar di Phnom Penh, Kamboja, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong ikut berkomentar atas ketegangan yang terjadi.
ADVERTISEMENT
“Australia sangat prihatin dengan peluncuran rudal balistik oleh Tiongkok ke perairan di sekitar garis pantai Taiwan,” kata Wong dalam keterangannya, seperti dikutip dari AFP.
“Latihan-latihan ini tidak proporsional dan mengganggu stabilitas (kawasan),” sambung Wong.

Amerika Serikat

Konferensi pers Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Hotel Ritz Carlton Nusa Dua, Bali (9/7/2022). Foto: Aliyya Bunga/kumparan
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengutuk latihan militer China yang digelar mengelilingi Taiwan lantaran merupakan eskalasi militer pada Jumat (5/8).
"Tindakan provokatif ini merupakan eskalasi yang signifikan," jelas Blinken, dikutip dari AFP, Jumat (5/8/2022).
Menurut Blinken, China mengambil respons yang tidak proporsional. Menyerukan ketenangan, Washington lantas menghubungi para pejabat China dalam beberapa hari terakhir.
Blinken menambahkan, AS tidak akan terprovokasi oleh China. AS tidak berniat mengubah pendekatannya terhadap Taiwan. Artinya, negara itu tetap memegang prinsip 'Satu China'.
ADVERTISEMENT