Atap SD di Gunungkidul Nyaris Roboh, Bupati Janji Segera Perbaiki

7 November 2019 13:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Gunungkidul Badingah. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Gunungkidul Badingah. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Sekolah rusak masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk segera diatasi. Kali ini, atap sebuah sekolah dasar (SD) di Gunungkidul dilaporkan nyaris ambruk sehingga harus disangga mengunakan sejumlah bambu.
ADVERTISEMENT
SD itu terletak di Dusun Gedangklutuk, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul.
Menanggapi kondisi ini, Bupati Gunungkidul, Badingah, mengatakan, sudah menerima laporan kondisi SD Gedangklutuk. Badingah berjanji akan memperbaiki sekolah tersebut melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Gunungkidul
“Kita sudah suruh untuk bisa monitoring di sana. Ya memang kalau kondisinya seperti itu kan juga nanti kita perhatikan untuk perbaikan,” ujar Badingah saat pelantikan Bupati Kulonprogo di Kompleks Kepatihan Pemda DIY, Kamis (7/11).
Kondisi sekolah dasar (SD) di Gunungkidul. Foto: Istimewa
Badingah menegaskan telah meminta dinas terkait untuk me-monitoring seluruh sekolah di Gunungkidul. Di mana saja sekolah yang rusak agar segera diperbaiki.
“Monitoring semuanya, saya sudah menugaskan kepada dinas,” ujar dia.
Dari informasi yang dihimpun, atap yang hampir ambruk itu berada di ruang kelas V SD Gedangklutuk. Kerusakan itu menyebabkan kegiatan belajar mengajar siswa dipindah ke ruang lainnya yang kosong. Belum diketahui penyebab atap SD itu berlubang.
ADVERTISEMENT
Kondisi sekolah tersebut juga sempat diunggah dalam akun Instagram @ceritagunungkidul. Dalam video tersebut ada tujuh plafon yang berlubang. Atap yang nyaris roboh itu lantas disangga dengan empat buah bambu.
Baru-baru ini, masyarakat juga dihebohkan dengan kejadian atap SD Gentong di Pasuruan, Jawa Timur, roboh, Selasa (5/11) pagi. Akibat kejadian ini, satu orang guru bernama Silvina Asri Wijaya (19) dan siswa kelas II B bernama Irza Almira (8) meninggal dunia.
Mendikbud Nadiem Makarim pun langsung berangkat ke Pasuruan untuk mengecek insiden ini. Kasus ini tengah diselidiki Polda Jawa Timur.