Atasi Bencana Kemanusiaan di Afghanistan, PBB Gelar KTT 13 September

4 September 2021 5:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo PBB Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo PBB Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera mengadakan konferensi tingkat tinggi (KTT) tentang bantuan untuk Afghanistan pada 13 September, di Jenewa, Swiss.
ADVERTISEMENT
Sekjen PBB Antonio Guterres PUN pun akan hadir secara langsung dalam KTT tersebut. Hal ini disampaikan jubir Guterres, Stephane Dujarric.
Dujarric mengatakan, KTT ini sangat penting karena melihat kondisi terkini Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban.
"Negara itu, yang sekarang berada di bawah kendali Taliban setelah 20 tahun perang, menghadapi bencana kemanusiaan yang membayangi," jelas Dujarric dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP, Sabtu (4/9).
Dalam KTT ini, nantinya PBB mendesak agar keamanan dan hak-hak kehidupan warga Afghanistan terus terjamin.
"Konferensi ini akan mengadvokasi peningkatan dana yang cepat sehingga operasi kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa dapat berlanjut dan meminta akses kemanusiaan penuh dan tanpa hambatan untuk memastikan warga Afghanistan terus mendapatkan layanan penting yang mereka butuhkan," terang Dujarric.
Foto seorang tentara Taliban yang syahid dipajang di papan reklame di Kabul, Afghanistan, Rabu (1/9). Foto: WANA via REUTERS
Dia mengatakan, kemajuan pembangunan juga harus dilindungi di Afghanistan, termasuk hak-hak perempuan adalah bagian penting dari stabilitas masa depan Afghanistan.
ADVERTISEMENT
Sebelum kemenangan Taliban, Afghanistan sangat bergantung pada bantuan luar negeri, dengan 40 persen dari PDB negara itu diambil dari pendanaan asing.
PBB telah memperingatkan 18 juta orang di Afghanistan menghadapi bencana kemanusiaan dan 18 juta lainnya menyusul.
"Satu dari tiga orang Afghanistan tidak tahu dari mana makanan mereka berikutnya akan datang. Hampir setengah dari semua anak di bawah usia lima tahun diperkirakan akan kekurangan gizi akut dalam 12 bulan ke depan," kata Dujarric.
Pejuang Taliban di atas kendaraan Humvee merayakan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan di Kandahar, Afghanistan. Foto: JAVED TANVEER / AFP
Penduduk di Kabul telah menyuarakan kekhawatiran atas kesulitan ekonomi yang telah berlangsung lama di negara itu. Kondisi ini diperparah dengan berkuasanya Taliban yang diperkirakan akan menghambat pemenuhan hak-hak warga, khususnya bagi kaum perempuan.
Amerika Serikat (AS) mengakhiri perangnya di Afghanistan pada 30 Agustus, dua minggu setelah pemerintah Afghanistan jatuh dan Taliban menguasai Kabul.
ADVERTISEMENT
Hari-hari itu ditandai dengan hiruk-pikuk evakuasi warga AS, orang asing lainnya, dan warga Afghanistan yang melarikan diri dari rezim baru Taliban.
Pembela hak-hak perempuan Afghanistan dan aktivis sipil protes untuk menyerukan kepada Taliban untuk pelestarian prestasi dan pendidikan mereka, di depan istana kepresidenan di Kabul, Afghanistan, Jumat (3/9). Foto: Stringer/REUTERS
Sejak keberangkatan AS, Taliban telah bekerja sama dengan Qatar agar bandara di Kabul bisa beroperasi kembali untuk penyaluran bantuan.
Pada Kamis (2/9), PBB telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke beberapa bagian negara itu, yang menghubungkan ibu kota Pakistan Islamabad dengan Mazar-i-Sharif di Afghanistan utara dan Kandahar di selatan.
Maskapai berbendera negara itu, Ariana Afghan Airlines, melanjutkan penerbangan domestik pada Jumat (3/9). Sementara Uni Emirat Arab (UEA) mengirim pesawat yang membawa bantuan medis dan makanan yang mendesak.