Aung San Suu Kyi Didakwa Kasus Impor karena Miliki Walkie-Talkie Ilegal

4 Februari 2021 1:18 WIB
Penasihat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi.
 Foto: Athit Perawongmetha/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Penasihat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi. Foto: Athit Perawongmetha/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kudeta militer Myanmar bergulir kepada dakwaan terhadap Aung San Suu Kyi. Polisi Myanmar mengajukan dakwaan Suu Kyi melanggar undang-undang ekspor-impor karena memiliki peralatan komunikasi 'walkie-talkie' secara ilegal.
ADVERTISEMENT
Suu Kyi pun akan ditahan hingga 15 Februari untuk penyelidikan lebih lanjut. Namun keberadaannya masih belum jelas. Ada yang menyebut peraih nobel perdamaian ini ditahan militer di kediamannya di Naypyidaw.
Diberitakan Reuters, dokumen polisi memperlihatkan penemuan enam walkie-talkie saat penggeledahan di rumah Suu Kyi. Alat komunikasi itu diimpor secara ilegal dan digunakan tanpa izin.
Jenderal Senior Min Aung Hlaing, Panglima Tertinggi Myanmar, berjabat tangan dengan Penasihat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi. Foto: Stringer/REUTERS
Dokumen yang ditinjau pada Rabu (3/2) itu meminta penahanan Suu Kyi "untuk menanyai saksi, meminta bukti, dan mencari penasihat hukum setelah menanyai terdakwa".
Sebuah dokumen terpisah menunjukkan polisi mengajukan tuntutan terhadap Presiden Win Myint karena melanggar pembatasan kegiatan masyarakat saat pandemi corona selama kampanye Pemilu November lalu.
Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) besutan Suu Kyi memenangkan pemilu secara telak, tetapi militer mengeklaim hasil pemilu dinodai kecurangan. Hal ini yang menjadi dasar adanya kudeta Myanmar.
Kendaraan militer Myanmar melewati jalan di Mandalay, Myanmar, Selasa (2/2). Foto: STR/REUTERS
Sementara itu, Ketua Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia, Charles Santiago, mengatakan dakwaan yang diajukan ke Suu Kyi maupun Win Myint menggelikan.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah langkah yang absurd oleh junta untuk mencoba melegitimasi perebutan kekuasaan ilegal mereka," kata Santiago dalam sebuah pernyataan.
Suu Kyi sudah menghabiskan sekitar 15 tahun dalam tahanan rumah dalam rentang 1989-2010 saat memimpin gerakan demokrasi dan hak-hak rayat di Myanmar. Perjuangan ini membuat nama Suu Kyi makin dikenal dunia internasional hingga mendapatkan nobel perdamaian.
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi saat di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda. Foto: REUTERS / Yves Herman
Namun, reputasinya kini rusak karena penderitaan kaum minoritas Muslim Rohingya pada 2017. Suu Kyi dianggap mendukung militer atas kekerasan terhadap Rohingya.
Myanmar kini di bawah kekuasaan Panglima Tertinggi Jenderal Min Aung Hlaing. Usai kudeta dan penangkapan Suu Kyi dan sejumlah politisi NLD, militer menetapkan status darurat selama setahun dan berjanji akan mengadakan kembali pemilu.
ADVERTISEMENT
Min Aung Hlaing mengatakan, kondisi ini tak bisa terhindarkan karena pemerintah sipil di bawah kepemimpinan Suu Kyi gagal menanggapi kecurangan pemilu. Fokus pemerintahan militer saat ini adalah penanganan pandemi COVID-19.
Warga memukul wajan sebagai bentuk protes atas kudeta militer di Yangon, Myanmar. Foto: STR / AFP
Namun, kudeta yang dilancarkan militer mendapat protes dari masyarakat. Suara panci, wajan, dan klakson berbunyi sebagai bentuk protes terhadap tindakan militer.
Selain itu, muncul gerakan pembangkangan sipil. Staf di sejumlah rumah sakit pemerintah berhenti bekerja dan mengenakan pita merah sebagai bagian dari gerakan ini.
Sejumlah pekerja medis mengenakan pita merah selama protes menentang kudeta Aung San Suu Kyi, di Rumah Sakit Umum Yangon, di Yangon, Myanmar, Rabu (3/2). Foto: Stringer/REUTERS
Mereka menuduh tentara menempatkan kepentingannya di atas wabah virus corona yang telah menewaskan lebih dari 3.100 orang di Myanmar, salah satu korban tertinggi di Asia Tenggara.
"Kami benar-benar tidak dapat menerima ini," kata Myo Myo Mon, seorang dokter yang ikut dalam gerakan protes ini.
ADVERTISEMENT
"Kami akan melakukan ini dengan cara yang berkelanjutan, kami akan melakukannya dengan cara tanpa kekerasan. Ini adalah jalan yang diinginkan oleh penasihat negara kami (Suu Kyi)," imbuhnya.
Kudeta ini merupakan pukulan besar bagi harapan Myanmar menuju demokrasi yang stabil.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: