Aung San Suu Kyi Hadiri Sidang Usai Absen Akibat Mabuk Perjalanan

14 September 2021 17:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aung San Suu Kyi. Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun
zoom-in-whitePerbesar
Aung San Suu Kyi. Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun
ADVERTISEMENT
Satu hari setelah batal hadir di persidangan, Aung San Suu Kyi akhirnya tiba di pengadilan pada Selasa (14/9), meskipun ia mengaku masih merasa kurang sehat. Kemarin ia absen saat sidang karena mabuk perjalanan.
ADVERTISEMENT
Kondisi kesehatan Aung San Suu Kyi (76), Penasihat Negara Myanmar yang digulingkan, sangat diperhatikan. Ia pernah menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam tahanan akibat menentang pemerintahan militer Myanmar.
“Daw Aung San Suu Kyi tampak lebih sehat, tetapi ia mengatakan masih merasa sedikit pusing,” ujar kepala kuasa hukum Suu Kyi, Khin Maung Zaw, dikutip dari Reuters.
Saat ini, ia tengah dihadapkan dengan serangkaian dakwaan usai digulingkan oleh militer pada 1 Februari silam.
Pemenang Penghargaan Nobel ini dituntut atas dakwaan pelanggaran protokol pencegahan COVID-19, kepemilikan ilegal atas protofon (HT), penerimaan suap dalam bentuk uang tunai dan emas, penghasutan, serta melanggar Undang-undang Kerahasiaan Negara.
Kuasa hukum Suu Kyi menolak seluruh dakwaan tersebut.
Polisi menembakkan gas air mata ke aras pengunjuk rasa selama demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Rabu (3/3). Foto: STR/AFP
Kasus-kasus ini ditangani oleh pengadilan di Kota Yangon, Mandalay, dan Naypyitaw. Sejumlah sekutu Suu Kyi khawatir, dakwaan ini bisa berlarut-larut dan menyebabkannya “terikat” dalam proses hukum hingga bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Persidangan pada Selasa (14/9) memiliki agenda dua kasus. Tetapi, kasus kedua harus ditunda usai saksi dari pihak penuntut berhalangan hadir.
Usai jatuhnya pemerintahan Myanmar di bawah Suu Kyi, Myanmar terperosok ke dalam jurang krisis politik dan ekonomi. Rakyat di penjuru negeri tersebut berdemonstrasi, dengan aksi-aksi yang tak jarang berujung pada tindak kekerasan oleh militer terhadap warga sipil.
Berbagai upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis tersebut hampir tidak menunjukkan kemajuan apa pun. Banyak dari pendukung setia Suu Kyi melarikan diri, ditangkap, atau bergabung dengan pemerintahan bayangan Myanmar tandingan junta militer.