Awali 2021, Pemerintah Jepang Akan Berlakukan Situasi Darurat di Tokyo

4 Januari 2021 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang penumpang mengenakan masker menanti kedatangan kereta cepat di stasiun Tokyo, Jepang, Rabu (29/4). Foto: REUTERS / Kim Kyung-Hoon
zoom-in-whitePerbesar
Seorang penumpang mengenakan masker menanti kedatangan kereta cepat di stasiun Tokyo, Jepang, Rabu (29/4). Foto: REUTERS / Kim Kyung-Hoon
ADVERTISEMENT
Jepang akan memberlakukan situasi darurat di Tokyo dan tiga daerah sekitar pada awal 2021 ini. Langkah itu diambil menyusul melonjaknya angka penularan infeksi virus corona.
ADVERTISEMENT
Laporan tersebut disampaikan media lokal Fuji TV pada Senin (4/1/2021). Saat ini, gelombang baru virus corona berpotensi membuat sistem medis di Jepang kewalahan menampung lonjakan kasus.
Pada 31 Desember 2020 lalu, masyarakat Jepang dibuat gempar ketika dalam 24 jam, kasus baru corona mencapai 4.520. Jumlah itu adalah rekor penambahan harian terbesar semenjak pandemi corona bermula pada awal 2020 lalu.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berbicara kepada media saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (21/10). Foto: Dita Alangkara/Pool via REUTERS
PM Yoshihide Suga pun diminta segera memberlakukan situasi darurat di wilayah yang paling terdampak penyebaran corona. Namun, Suga enggan menuruti seruan publik lantaran takut pembatasan ketat bakal menghancurkan perekonomian Negeri Sakura.
Kini, sikap Suga melunak. Ia direncanakan akan menggelar konferensi pers mengenai langkah antisipasi virus corona di Jepang pada pekan ini, demikian dikutip Reuters.
Seorang isswa yang mengenakan masker beridir di atas tanda jaga jarak di kelas sekolah dasar Takanedai Daisan, Funabashi, Tokyo, Jepang. Foto: Kim Kyung-Hoon/Reuters
Sebagai langkah awal, Jepang sudah membatasi waktu operasional restoran dan karaoke di Tokyo dan wilayah sekitar.
ADVERTISEMENT
Sementara bila pemberlakukan situasi darurat terwujud maka sekolah dan bisnis non-esensial wajib tutup.
Jepang pernah mengambil langkah serupa pada Musim Semi lalu atau sekitar Maret 2020. Saat itu, situasi darurat berlangsung lebih dari satu bulan.