Ayah Mahasiswi Korban Begal di Kuningan: Pelaku Harus Dihukum Berat

6 April 2019 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswadi, Ayah dari Ria Nurhayati, korban pembegalan yang tewas di Setiabudi. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Siswadi, Ayah dari Ria Nurhayati, korban pembegalan yang tewas di Setiabudi. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Siswadi (56), ayah Ria Nurhayati (23), korban begal di Kuningan, Jaksel, masih menyimpan amarah. Meski tak ia tunjukkan, Siswandi mengaku emosi dengan para pelaku yang sudah merenggut nyawa anak keduanya itu.
ADVERTISEMENT
“Sempat mau dipertemukan dengan pelaku sama rekan-rekan Grab, tapi saya tidak mau, saya nanti emosi,” ucap Siswadi, ketika ditemui kumparan di kediamanya, Jalan Gunung Putri Selatan, Kabupaten Bogor, Sabtu (6/4).
Siswandi terus menunduk. Raut wajahnya yang tadinya lemas, berubah tegang. Duka bercampur dengan rasa emosinya mengenang kejadian yang menimpa putri keduanya tersebut.
Meski seorang begal tewas dan seorang lainnya luka-luka, Siswadi masih berharap pelaku dihukum paling berat.
Kediaman Ria Nurhayati di Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
“Wah, pokoknya dihukum paling beratlah, saya udah enggak tahu lagi,” kata Siswadi.
Namun Siswadi merasa terharu saat ia menceritakan bagaimana rekan-rekan ojek online mengawal kepulangan Ria ke rumah duka. Seperti yang kerap terjadi di Ibu Kota, ojek online akan membuka jalan, berkonvoi, dan mengawal ambulans.
ADVERTISEMENT
“Dari RS mereka mengawal Ria. Saling sambung menyambung, dari Jakarta disambung ke Bogor dan sampai ke rumah semalam. Banyak sekali, dan saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan driver ojek online,” kata Siswadi yang mulai agak tenang.
“Solidaritas yang luar biasa,” lanjut Siswadi mengacungkan ibu jarinya.
Ucapan Siswadi disambung oleh istrinya. Sambil bersandar di dinding ruang tamunya, Lalas Sulastri (53), ibu kandung Ria, menjelaskan tentang profesi Ria sebagai pengemudi ojek online.
“Sebenarnya, akun gojek itu milik rekan Ria, si Mbak Ajeng itu. Tetapi Ria sering bergantian, dan malah dia yang dikenal sama rekan-rekan Grab. Ya karena dia supel itu,” tutup Lalas.
Ria merupakan korban ketiga dalam peristiwa begal yang terjadi sejak bulan Maret 2019. Sebelumnya, seorang pemuda berinisial IS tewas dibegal di Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
Tak lama kemudian kejadian nahas juga menimpa DF, pemuda yang sedang pulang memancing, namun kehilangan nyawa usai dikeroyok 8 pemuda tak dikenal di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.