Ayah Sabika Sheikh Harap Kematian Putrinya Jadi Simbol Perubahan

21 Mei 2018 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abdul Aziz Sheikh, ayah Sabika Sheikh (Foto: Akhtar Soomro/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Abdul Aziz Sheikh, ayah Sabika Sheikh (Foto: Akhtar Soomro/Reuters)
ADVERTISEMENT
Penembakan di sekolah Santa Fe, Texas, Amerika Serikat menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban yang ditinggalkan. Tak terkecuali Abdul Aziz Sheikh, ayah dari gadis remaja asal Pakistan, Sabika Sheikh, salah satu korban tewas penembakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepada Reuters, Abdul Aziz berharap kematian putrinya dapat mendorong perubahan penggunaan senjata di AS.
"Kasus Sabika harus menjadi contoh bagi perubahan aturan senjata," ujar dia melalui saluran telepon dari kediamannya di Karachi.
Abdul Aziz kini hanya ingin kepergian Sabika menjadi simbol perubahan.
"Ini (penembakan di sekolah) sudah sangat sering terjadi. Saya ingin (kematian Sabika) menjadi pertimbangan bagi orang-orang di sana untuk mengubah undang-undang terkait penggunaan senjata. Saya akan lakukan apapun itu," kata Abdul Aziz.
Sabika Aziz Sheikh korban penembakan di Texas. (Foto: Reuters/Akhtar Soomro)
zoom-in-whitePerbesar
Sabika Aziz Sheikh korban penembakan di Texas. (Foto: Reuters/Akhtar Soomro)
Bagi Abdul Aziz, tak pernah terlintas di pikirannya kasus penembakan sekolah akan menimpa Sabika saat ia mengantarkan putrinya itu ke AS setahun yang lalu. Ia merasa bangga karena Sabika dapat sekolah di luar negeri, yang merupakan impian para remaja Pakistan.
ADVERTISEMENT
Sabika sendiri mengikuti program pertukaran pelajar dari YES yang dibiayai oleh pemerintah AS. Program tersebut menyediakan beasiswa bagi murid dari negara Muslim untuk sekolah di AS selama satu tahun.
Selama menjalani program beasiswa di Santa Fe, Sabika dikenal sebagai murid periang dan menikmati waktunya belajar di Texas. "Dia sangat senang. (Dulu) dia sangat bersemangat untuk segera bertemu teman-teman baru, terutama guru-gurunya," kenang Abdul Aziz.
Abdul Aziz juga menceritakan cita-cita Sabika yang ingin bekerja di pemerintahan untuk membantu negaranya.
"Ia selalu mengatakan mau kerja di kementerian luar negeri atau jadi pegawai negeri," lanjut dia.
Walau berada jauh dari keluarga, Sabika tak pernah lupa memberi kabar kepada kedua orang tuanya. Gadis berusia 17 tahun itu juga berencana untuk pulang ke Karachi pada 9 Juni mendatang untuk merayakan Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
"Saya terus menghubungi dia dan mengirim pesan WhatsApp. Tak pernah dia tidak membalas pesan saya," ungkap Abdul Aziz sambil menahan tangis ketika penembakan itu terjadi pada Jumat (18/5) lalu.
Sabika Sheikh (Foto: Twitter @Ramy_Bary)
zoom-in-whitePerbesar
Sabika Sheikh (Foto: Twitter @Ramy_Bary)
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, turut berbelasungkawa dan mengatakan "Sabika bantu membangun hubungan antara AS dan Pakistan". Dubes AS untuk Pakistan, David Hale, juga sudah mengunjungi keluarga Sabika di Karachi untuk menyampaikan rasa duka citanya secara langsung.
Sebelumnya seorang murid bernama Dimitros Pagourtzis melakukan aksi penembakan dan menewaskan 10 orang, sedangkan 13 lainnya mengalami luka.