REKONSTRUKSI KASUS PENEMBAKAN FPI

Babak Baru Kasus Baku Tembak Polisi dengan Pengawal Rizieq Setelah Rekonstruksi

15 Desember 2020 7:00 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah anggota tim penyidik Bareskrim Polri memperagakan adegan saat rekonstruksi kasus penembakan enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari. Foto: Muhamad Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anggota tim penyidik Bareskrim Polri memperagakan adegan saat rekonstruksi kasus penembakan enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari. Foto: Muhamad Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kasus tewasnya 6 pengawal Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab, memasuki babak baru setelah Bareskrim Polri menggelar rekonstruksi baku tembak pada Senin (14/12) dini hari.
ADVERTISEMENT
Terdapat 58 adegan yang diperagakan dalam rekonstruksi di 4 tempat kejadian perkara (TKP). TKP 1 yakni di depan Hotel Novotel Karawang sebanyak 9 adegan. Kemudian TKP 2 di Jembatan Badani Karawang sebanyak 4 adegan.
Lalu TKP 3 di rest area tol Jakarta-Cikampek KM 50 sebanyak 31 adegan. Terakhir TKP 4 di dalam mobil polisi sebanyak 14 adegan.
Rekonstruksi di titik pertama peristiwa penembakan enam pengawal Habib Rizieq. Foto: Ali Khumaini/ANTARA

Alur Rekonstruksi

Rekonstruksi bermula di Jalan Interchange Karawang. Saat itu, terjadi saling kejar polisi dengan 2 mobil yang ditumpangi pengawal Habib Rizieq yakni Avanza dan Chevrolet.
Mobil Avanza yang dikendarai anggota FPI sempat menabrak mobil polisi. Namun, setelah itu langsung kabur.
Mobil polisi kemudian dihalangi Chevrolet yang dibawa para pelaku. Peristiwa pengadangan terjadi di depan Hotel Novotel Karawang.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya mengadang, 4 pengawal Rizieq keluar dari mobil. Mereka merusak mobil dengan senjata tajam. Petugas kemudian memberikan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan mereka.
Mereka pun kembali ke mobil. Namun dua pengawal Rizieq menodongkan pistol ke arah mobil polisi. Keduanya melepaskan tiga kali tembakan sebelum kabur.
Sejumlah anggota tim penyidik Bareskrim Polri memperagakan adegan saat rekonstruksi kasus penembakan enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari. Foto: Muhamad Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
Kemudian aksi saling kejar berlanjut di Jembatan Badani. Salah satu pengawal Habib Rizieq dari dalam mobil mengacungkan pistol ke arah mobil polisi yang ada di sisi kanan. Kondisi itu diantisipasi polisi dengan menembak pelaku. Tembakan polisi mengenai 2 pengawal Habib Rizieq.
"Dalam proses pengejaran melihat gelagat pelaku yang coba lagi arahkan tembakannya ke petugas, dari pada didahului anggota berikan tindakan tegas," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian, saat rekonstruksi.
ADVERTISEMENT
Para pengawal Rizieq yang berada di mobil Chevrolet akhirnya berhasil dihentikan di rest area KM 50. Empat orang keluar dari dalam mobil. Mereka diminta tiarap di belakang mobil Chevrolet. Polisi menggeledahnya dan mengamankan barang bukti.
Di lokasi itu, diketahui dua pengawal Rizieq tewas tertembak saat di Jembatan Badani. Polisi kemudian meminta bantuan kepada anggota lainnya untuk evakuasi.
Sejumlah anggota tim penyidik Bareskrim Polri memperagakan adegan saat rekonstruksi kasus penembakan enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari. Foto: Muhamad Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
Empat pengawal Rizieq yang masih hidup dimasukkan ke dalam mobil bantuan yang datang. Tiga orang dimasukkan ke kursi belakang, sedangkan satu orang di kursi tengah dan duduk bersama dengan petugas. Mereka kemudian dibawa ke Polda Metro Jaya tanpa diborgol.
"Dalam perjalanan tidak jauh dari KM 50 rest area sampai KM 51-51,2 terjadilah penyerangan atau merebut senjata anggota dari pelaku dalam mobil. Di situlah terjadi upaya penyidik yang ada dalam mobil untuk lakukan tindakan pembelaan (menembak 4 pelaku)" kata Andi.
ADVERTISEMENT
Lokasi tersebut menjadi TKP 4. Di dalam mobil petugas menembak para pengawal Habib Rizieq. Mereka terluka dan meninggal dunia.
Kapolda Metro jaya, Irjen Fadil Imran saat menyerahkan bantuan alat kesehatan di di aula Polrestro Depok, Sabtu (05/12). Foto: Dok. Istimewa

Rekonstruksi Berbeda dengan Pernyataan Kapolda Metro Jaya

Dari alur rekonstruksi tersebut, ada beberapa perbedaan dengan pernyataan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran, saat jumpa pers bersama Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman, pada 7 Desember.
Perbedaan pertama yakni TKP penembakan. Irjen Fadil dalam jumpa pers mengatakan, lokasi baku tembak terjadi di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek. Sebelum baku tembak, polisi sudah mengikuti rombongan Habib Rizieq dari kawasan Sentul. Namun saat rekonstruksi polisi menyebut ada 4 TKP.
Perbedaan selanjutnya yakni lokasi pertama baku tembak. Irjen Fadil menyebut, mobil anggotanya dipepet mobil pengawal Rizieq di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek. Sementara saat rekonstruksi berlangsung, polisi pertama kali diadang mobil pengawal Rizieq di depan Hotel Novotel, Karawang.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menunjukkan barang bukti terkait penyerangan Polisi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Pernyataan Irjen Fadil yang berbeda dengan rekonstruksi yakni soal jumlah pengawal Habib Rizieq saat penembakan. Irjen Fadil mengatakan ada 10 pengawal Habib Rizieq yang mengadang mobil polisi. Sebanyak 6 pengawal tewas dalam penembakan, 4 orang lagi berhasil kabur.
ADVERTISEMENT
Sementara saat rekonstruksi polisi mengatakan, ada 2 mobil pengawal Rizieq saat kejadian. Mobil pertama adalah Toyota Avanza, mobil kedua adalah Chevrolet. Polisi fokus mengejar pengawal yang ada di dalam mobil Chevrolet sehingga terjadi tembak-menembak hingga ke dalam Tol Jakarta-Cikampek.
Saat rekonstruksi, polisi tak merinci berapa total pengawal Rizieq saat penembakan terjadi. Fokus polisi mengejar mobil Chevrolet yang berisi 6 pengawal.
ADVERTISEMENT
Terakhir yang menimbulkan perbedaan yakni lokasi dan proses tewasnya pengawal Rizieq. Irjen Fadil mengatakan 6 pengawal Rizieq tewas dalam baku tembak usai dipepet di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek.
Sementara dalam rekonstruksi, 2 pengawal Rizieq tewas tertembak di Jembatan Badani, Karawang. Sementara 4 pengawal lainnya ditembak di dalam mobil polisi saat berusaha merebut senjata petugas.
Munarman di TPU Pondok Rangon. Foto: Ricky Febrian/kumparan

FPI Nilai Cerita Penembakan 6 Pengawal Habib Rizieq Berubah-ubah

Rekonstruksi penembakan tersebut tentu mendapat perhatian FPI. Juru bicara FPI, Munarman, menilai alur rekonstruksi tersebut menunjukkan keterangan polisi yang berubah-ubah.
ADVERTISEMENT
Secara khusus, Munarman menyoroti tewasnya 4 pengawal Habib Rizieq di mobil polisi. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan tidak adanya baku tembak seperti yang disampaikan Irjen Fadil.
"Empat (pengawal) itu masih hidup dan berarti tidak terjadi tembak menembak. Kemudian dibawa pakai mobil dan di dalam mobil dikatakan difitnah melakukan, mencoba merampas senjata petugas. Lho, katanya tadi ada senjata dari yang tewas di tembak ya," kata Munarman.
Selain itu, Munarman menilai 4 pengawal Habib Rizieq memang sengaja dieksekusi di mobil polisi dengan dalih merampas senjata. Sebab tak mungkin hanya menugaskan 2 polisi untuk menjaga 4 pelaku.
"Masa empat-empatnya cuma dikawal sama 2 orang petugas. Nah ini makin aneh dan dihabisi empat-empatnya di dalam mobil," ucapnya.
Benny Mamoto. Foto: Instagram/@bennyjmamoto

Kompolnas Nilai Sejak Awal Pengawal Habib Rizieq Aktif Menyerang Polisi

Namun prasangka Munarman tersebut ditepis Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) yang ikut serta dalam rekonstruksi kasus baku tembak polisi dengan pengawal Habib Rizieq.
ADVERTISEMENT
Ketua Harian Kompolnas, Benny Mamoto, mengatakan dari pengamatannya, pengawal Habib Rizieq yang lebih awal melepaskan tembakan ke polisi.
"Saya saksikan dari awal sampai akhir. Saya saksikan sendiri terjadi penyerangan yang aktif menyerang dari kelompok itu dari awal," kata Benny.
Purnawirawan polisi itu menyebut, proses rekonstruksi ini digelar secara transparan dan berdasarkan fakta. Sebab itu, menurutnya, dengan adanya reka adegan ini masyarakat bisa mengetahui kejadian yang sebenarnya.
"Ini kiranya menjadi pemahaman bersama apa yang sesungguhnya terjadi. Nanti teman-teman (Polri) yang akan menyampaikan ini ke publik," ujar Benny.
Suasana di Tol Jakarta-Cikampek KM 50, Senin (7/12). Foto: Dok. Istimewa

Ada Gangguan CCTV di KM 50

Pengungkapan kasus ini memang memerlukan keterangan saksi-saksi. Selain itu, yang paling krusial untuk mengungkap apakah benar ada baku tembak yakni rekaman CCTV.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Jasa Marga mengaku tak memiliki rekaman CCTV di KM 50 yang disebut lokasi terjadinya baku tembak.
“Kalau di luar yang 23 itu, sekian jam, sekian jam itu dari jam 4.50 WIB atau jam 5an sampai 4 besoknya itu di 23 titik itu enggak kekirim data. Enggak ada rekaman,” kata Direktur Utama (Dirut) PT Jasa Marga, Subakti Syukur, di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat.
Tidak adanya rekaman gambar di lokasi disebabkan adanya gangguan pengiriman data hingga beberapa jam. Hal ini, kata dia, yang menyebabkan pihak Jasa Marga tak memiliki gambar pada saat kejadian.
Ia menepis anggapan di lokasi tersebut tak terpasang CCTV. Pada saat kejadian, CCTV tetap berfungsi, namun saat proses pengiriman data terdapat gangguan.
ADVERTISEMENT
“Kegiatan kita semuanya kita sampaikan secara ada prosedurnya, baik itu di KM 50 maupun titik lain. Kalau kemudian mengenai CCTV yang kemudian dikabarkan rusak, itu sebenarnya enggak, CCTV kita itu semuanya berfungsi. Jadi CCTV kita di Japek maupun Elevated di bawahnya itu ada 277 CCTV, yang kemaren memang kebetulan terganggu itu bukan CCTV-nya,” kata Subakti.
“Keterlambatan, memang ada gangguan pengiriman data,” pungkasnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten