Babak Baru Pemilihan Cawagub DKI

21 Januari 2020 6:35 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Gedung DPR-MPR, Minggu (20/10/2019). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Gedung DPR-MPR, Minggu (20/10/2019). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Proses pemilihan Wagub DKI memasuki babak baru. Posisi yang sudah kosong hampir 1,5 tahun setelah ditinggal Sandiaga Uno kini berganti calonnya.
Bukan lagi dua kader PKS, Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto. Adalah Nurmansjah Lubis dari PKS dan Ahmad Riza Patria dari Gerindra yang kini bertarung untuk kursi DKI-2.
PKS dan Gerindra adalah dua partai pengusung Anies-Sandiaga saat Pilkada DKI 2017. Saat Sandiaga mundur, sudah sempat disepakati kursi Wagub DKI akan jadi jatah PKS.
Pengumuman dua kandidat Cawagub DKI diumumkan Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
"Telah setuju dan mengajukan 2 nama yang telah dijadikan cawagub DKI. Yaitu, pertama saudara Nurmansjah Lubis dari PKS. dan kedua, saudara Riza Patria dari Gerindra," ujar Dasco di ruangan Fraksi Gerindra DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (20/1).
ADVERTISEMENT
Keputusan mengenai dua nama cawagub DKI ini disampaikan dalam surat yang sudah diteken oleh perwakilan DPP Gerindra dan DPP PKS. Surat ini nantinya dikirim kepada Anies untuk segera diproses.
Konferensi pers Gerinda soal calon Gubernur DKI Jakarta. Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
Meski Gerindra mengumumkan nama cawagub yang diajukan PKS, dalam konferensi pers itu tak tampak satu pun perwakilan PKS. Hanya ada para politikus Gerindra seperti Ketua DPD Gerindra DKI M. Taufik serta anggota DPRD Gerindra DKI Syarif.
Hal ini cukup disayangkan PKS. Ketua DPW PKS DKI, Syakir Purnomo, menjelaskan awalnya Taufik memang mengundang PKS dalam konpers hari ini. Undangan tersebut diterima pukul 21.21 WIB, Minggu (19/1).
"Pak Taufik WA menyampaikan undangan pukul 21.21 WIB. Pak Taufik WA, menyampaikan undangan kepada saya sebagai Ketua DPW, Pak Arifin sebagai Ketua fraksi PKS DKI Jakarta, dan kepada Pak Abdurrahman Suhaimi sebagai wakil ketua DPRD dari PKS," jelas Syakir.
Ketua PKS DKI Jakarta, Syakir Purnomo. Foto: Dok. pks.id
Namun, PKS meminta pertemuan dijadwalkan ulang karena seluruh perwakilan PKS tidak dapat hadir. Nyatanya, konferensi pers tetap digelar, dan Gerindra tidak membalas permintaan PKS.
ADVERTISEMENT
"Kondisinya Pak Abdurahman Suhaimi itu, kan sedang ibadah umrah dan Pak Arifin dan saya juga sudah ada agenda. Makanya kenapa kemudian kami berdiskusi, via WA. Intinya kita akan sampaikan WA balasan kepada Pak Taufik. Kalau bisa ditunda dulu. Kemudian kita ketemu dulu deh nanti kita menyepakati bersama kapan kita akan berkirim surat kepada Gubernur," tutur Syakir.
Akan tetapi, PKS tetap menerima keputusan Gerindra untuk mengumumkan 2 nama meski secara sepihak.
"Kalau begini kan akhirnya udah terjadi ya menurut saya disayangkan. Jadi kesannya itu pertama PKS dan Gerindra enggak kompak jadi muncul bisa jadi dugaan-dugaan yang lain," ucap dia.
PKS Ngotot Jatah Wagub DKI
Ilustrasi 'Maju Mundur Penentuan Cawagub DKI'. Foto: Herun Ricky/kumparan
Meski menerima keputusan, rupanya PKS masih tetap ingin kursi DKI-2 menjadi jatah mereka seperti kesepakatan awal dengan Gerindra. Maka dari itu, Nurmansjah diharapkan bisa terpilih.
ADVERTISEMENT
"Tentu kalau PKS tetap berharap sesuai kesepakatan awal, kader PKS yang jadi. Kami menghargai usulan dari Gerindra siapa pun itu. Walaupun kalau saya pribadi tetap berharap wagubnya kader PKS," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Nurmansjah merupakan kader partai yang sempat menjadi anggota DPRD DKI periode 2004-2009. Latar belakang Nurmansjah sebagai akuntan diharapkan bisa cocok mendampingi Anies.
"Harapan saya satu, siapa pun pastikan bisa bekerja dengan Mas Anies Baswedan," ucapnya.
"Karena Gubernurnya adalah Mas Anies Baswedan dan yang paling utama keduanya harus bekerja untuk memajukan warga DKI Jakarta" imbuhnya.
Akan Dibentuk Panitia Pemilihan (Panlih)
M Taufik di acara diskusi kader Partai Gerindra. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
Dua nama Cawagub DKI akan langsung disampaikan ke Anies. Setelahnya, Anies akan bersurat ke DPRD DKI untuk ditindaklanjuti. Surat ini juga sekaligus membatalkan surat sebelumnya yang berisi 2 cawagub, yakni Syaikhu dan Agung.
ADVERTISEMENT
Setelah diajukan, DPRD DKI dapat membentuk panlih lalu dibentuk badan musyawarah (bamus) untuk menentukan jadwal pemilihan wagub.
"Di DPRD akan terjadi proses yang pertama adalah pembentukan panlih karena tatib sudah selesai. Ada panlih kemudian ada bamus untuk tetapkan jadwal pemilihan paripurna. Saya kira itu," jelas Taufik.
"Jadi insyaallah kalau enggak ada halangan mungkin paling lambat awal bulan selesailah," lanjutnya.
Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad di DPRD DKI Jakarta, Rabu (13/11). Foto: Darin Atiandina/kumparan
Di sisi lain, Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di DPRD DKI mendorong proses pemilihan Wagub DKI berlangsung secara terbuka. Bahkan, PSI mengusulkan diadakan fit and proper test secara terbuka untuk Nurmansjah dan Riza Patria.
"Fraksi PSI DKI mendesak DPRD untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan secara terbuka untuk dua nama yang diusulkan,” kata Ketua Fraksi PSI, Idris Ahmad.
ADVERTISEMENT
Menurut Idris, masyarakat Jakarta berhak tahu seperti apa kualitas calon-calon Wagub DKI. Maka dari itu, fit and proper test harus dilakukan secara terbuka sehingga bisa menjadi cara yang masuk akal dalam menentukan siapa yang layak.
“Demi kualitas proses pemilihan Wagub, kami usulkan ada semacam public hearing secara live. Di mana para kandidat menjelaskan latar belakang, visinya, dan juga menjawab pertanyaan dari masyarakat,” ucap Idris.
Nurmansjah Lubis Siap Jadi Pendamping Anies
Ahmad Riza Patria dan Nurmansjah Lubis. Foto: Fanny Kusumawardhani dan Muhammad Darisman/kumparan
Nama Nurmansjah cukup menarik perhatian karena tak pernah masuk radar Wagub DKI pengganti Sandiaga. Meski begitu, ia mengaku siap jika mendapat amanah dari PKS.
“Banyak yang lebih baik dari saya, tapi kalau ditugasi partai, saya siap,” ungkap Nurmansjah.
ADVERTISEMENT
Dengan berbagai pengalaman yang dimilikinya, Nurmansjah optimistis dapat membantu Anies menjalankan roda kepemimpinan di Jakarta.
“Ya modal kan banyak, saya 12 tahun jadi auditor, kemudian 7 tahun jadi profesional direksi insurance di Malaysia. 10 tahun jadi anggota dewan, 3 tahun jadi tukang kopi, kurang satu, tukang batu,” ujarnya.
Jika nanti terpilih jadi Wagub DKI, ia akan sepenuhnya menyadari posisinya adalah orang nomor dua di DKI. Sehingga, ia memastikan tak akan ada kepemimpinan ganda.
“Yang jelas Pak Anies, kalau saya nanti seandainya sebagai cawagub ya, sebagai pelayan Pak Anies kan, saya masak dapur. Jangan berharap menjadi matahari kembar. Megang mic, kita ngolah masakan di dapur,” pungkasnya.