Badai COVID-19 di India Kian Memburuk, Kota Delhi Krisis Suplai Oksigen

21 April 2021 2:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja medis merawat seorang pasien yang menderita penyakit COVID-19 di New Delhi, India, (28/5). Foto: Danish Siddiqui/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja medis merawat seorang pasien yang menderita penyakit COVID-19 di New Delhi, India, (28/5). Foto: Danish Siddiqui/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 di India terus memburuk dengan penambahan kasus dan angka kematian yang kian meroket. Bahkan, kasus infeksi harian melampaui angka 200.000 dalam enam hari berturut-turut.
ADVERTISEMENT
“Hingga beberapa pekan lalu, situasi corona masih dapat dikendalikan. Gelombang kedua infeksi ini melanda layaknya badai,” ujar Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Akibat meningkatnya jumlah pasien positif secara tajam, stok oksigen di berbagai rumah sakit di Kota Delhi semakin menipis.
Dikutip dari Reuters, Wakil Ketua Menteri Delhi, Manish Sisodia, meminta pertolongan segera dari pemerintah federal soal stok oksigen rumah sakit yang diperkirakan akan habis pada Rabu.
“Rumah sakit besar milik pemerintah di kota ini hanya memiliki suplai oksigen untuk selama 8 hingga 24 jam. Sementara, beberapa rumah sakit swasta hanya memiliki suplai oksigen yang cukup untuk 4-5 jam saja,” kata Sisodia.
“Jika besok pagi kita masih belum memperoleh suplai [oksigen] yang mencukupi, ini akan menjadi bencana,” lanjutnya.
Sejumlah orang menyalatkan jenazah COVID-19 sebelum dikubur di pemakaman di New Delhi, India, Jumat (16/4). Foto: Danish Siddiqui/REUTERS
Wilayah Delhi sendiri melaporkan 24 ribu kasus harian baru pada Senin (19/4), dengan tingkat hasil tes positif melampaui 26 persen. Penambahan kasus itu adalah yang tertinggi di Delhi sejak awal pandemi tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Delhi juga melaporkan 240 kematian dalam 24 jam, sehingga total pasien meninggal akibat virus corona di wilayah tersebut mencapai lebih dari 12.300 jiwa.
“Dengan adanya tekanan yang sangat besar terhadap rumah sakit dan sistem kesehatan saat ini berarti orang-orang yang sebenarnya berpotensi sembuh--hanya jika mereka dapat memperoleh perawatan di rumah sakit--bisa meninggal,” ujar Gautam I. Menon, guru besar di Ashoka University.
Pada Selasa (20/4), Kementerian Kesehatan India mencatat sebanyak 259.170 infeksi baru dalam 24 jam, sehingga total kasus COVID-19 di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa ini mencapai 15,32 juta--tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Sementara, angka kematian akibat corona bertambah 1.761 jiwa, sehingga total pasien meninggal di India telah mencapai angka 180.530 jiwa.
ADVERTISEMENT
Melambungnya kasus infeksi corona di India dalam beberapa pekan terakhir dipicu oleh berbagai festival keagamaan serta kampanye politik yang terus menerus berlangsung sejak Februari.