Badan Kesehatan Amerika: Anak Kehilangan Banyak Kesempatan Akibat Tak Divaksin

16 September 2021 5:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vaksin Corona pada Anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vaksin Corona pada Anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) menyebutkan pandemi COVID-19 telah menyebabkan banyak penderitaan bagi anak-anak. Apalagi saat ini anak masih jadi populasi yang belum disetujui untuk menerima vaksin.
ADVERTISEMENT
Persentase kasus perawatan di rumah sakit maupun kematian akibat infeksi corona pada anak di wilayah Amerika kini semakin membesar. Sepanjang tahun ini saja, lebih dari 1,9 juta kasus infeksi corona terjadi pada anak-anak dan remaja di negara-negara di Amerika.
Salah satu dampak yang paling signifikan adalah hilangnya kesempatan mereka untuk dapat memperoleh pendidikan.
"Anak-anak kita telah melewatkan lebih banyak hari sekolah daripada anak-anak di wilayah lain. Setiap hari anak-anak tak bersekolah tatap muka, semakin tinggi kemungkinan mereka putus sekolah dan tidak pernah kembali ke sekolah," kata direktur PAHO, Carissa Etienne, Rabu (15/9).
Seperti yang dikutip dari Reuters, penderitaan yang dialami anak dan remaja akibat COVID-19 tak hanya berhenti sampai di situ. Pandemi yang mengharuskan seluruh penduduk menjalani karantina di rumah juga meningkatkan risiko kekerasan dalam rumah tangga yang semakin banyak dilaporkan terjadi pada anak.
ADVERTISEMENT
Sehingga, Etienne menyebutkan rumah menjadi tempat yang tidak aman bagi mereka.
Belum lagi dengan dampak yang terjadi akibat layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang terganggu di lebih dari setengah negara di Amerika. Hal ini menyebabkan tingginya kasus kehamilan pada remaja dalam satu dekade terakhir.
"Anak-anak dan remaja di seluruh wilayah kami berisiko menjadi generasi yang kehilangan kesempatan kesehatan, pendidikan, dan sosial," kata Etienne.
Hal ini disebabkan oleh vaksinasi yang saat ini baru diperbolehkan bagi orang dewasa dan juga remaja. Akan tetapi, anak di bawah usia 12 tahun masih belum diizinkan mendapatkan perlindungan dari vaksin ini.
Sampai dengan saat ini, merek vaksin yang telah disetujui WHO untuk remaja merupakan vaksin Pfizer. Sementara Moderna masih mengajukan persetujuan penggunaan darurat untuk anak usia 12-15 tahun. Sinovac dan Sinopharm juga telah mengajukan hal yang serupa untuk anak usia 3-17 tahun.
ADVERTISEMENT
Walaupun demikian, sejumlah negara di Amerika seperti Chili dan Kuba justru telah memberikan vaksin kepada remaja tanpa harus menunggu persetujuan dari WHO. PAHO kemudian mengapresiasi langkah negara-negara tersebut dalam mencegah dampak pandemi yang kian memburuk bagi anak dan remaja.