Bagaimana Cara Santri Jaga Protokol Pencegahan Corona di Pesantren?
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, dr. Sonny B. Harmadi, lebih mengingatkan para santri kelompok muda. Sebab, mereka sangat berpotensi menjadi OTG (orang tanpa gejala).
Terkadang, santri muda tidak menyadari telah membawa virus di tubuhnya lalu menulari santri lain yang rentan. Oleh karena itu, pemakaian masker di saat santri berkumpul sangatlah penting.
"Padahal kalau ada orang punya virus, dia tidak menggunakan masker, sebelahnya orang punya virus tapi menggunakan masker, itu probabilitas atau peluang menulari itu 70 persen," kata Sonny dalam diskusi virtual di BNPB, Jumat (23/10).
"Jadi yang sakit itu berpeluang besar untuk menulari pada orang lain. Nah, generasi muda ini dampak yang disebabkan virus ini tidak sebahaya kalau dia terkena pada lansia atau kelompok orang yang punya penyakit penyerta," sambungnya.
Sonny menilai pesantren adalah tempat pendidikan yang baik karena memiliki konsep asrama, sehingga mobilitas virus antarmanusia tidak terlalu besar. Namun, konsep boarding school harus memperhatikan kebersihan di area sekolah.
ADVERTISEMENT
"Mereka harus memastikan bahwa di dalam area pesantren itu bersih dan sehat, ya, secara internal harus dipastikan penerapan protokol kesehatan berjalan. Misalnya, pintu masuk dan keluar tidak sama, kemudian mereka jangan menggunakan alat salat yang sama atau berbagi alat salat, atau selama masa pandemi ini makan bersama dihindari, ada strategi-stateginya," tutur Sonny.
Secara eksternal, para santri juga bisa menjadi teladan dengan mengajak warga sekitar mematuhi protokol kesehatan. Mereka bisa mengajak teman sebaya untuk saling membantu.
"Santri sudah betul-betul membantu kita semua, membantu Satgas, membantu pemerintah, membantu kita semua untuk segara, mampu memutus rantai penularan dan kita bebas dari pandemi ini," kata Sonny.