Bamsoet Divaksin COVID-19 Tahap Kedua, Kali Ini di Gedung MPR

28 Januari 2021 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menerima suntikan vaksin corona Sinovac tahap kedua, Kamis (28/1). Foto: MPR RI
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menerima suntikan vaksin corona Sinovac tahap kedua, Kamis (28/1). Foto: MPR RI
ADVERTISEMENT
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menerima suntikan vaksin COVID-19 tahap kedua, setelah disuntik pertama pada 14 Januari lalu. Yang berbeda, penyuntikan kedua dilakukan di gedung MPR, bukan di rumah dinas seperti sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangan tertulis, Kamis (28/1), Bamsoet mengatakan vaksin yang digunakan sama seperti yang diberikan kepada Presiden Joko Widodo, yakni CoronaVac yang diproduksi Sinovac Biotech, China.
Penyuntikan juga dilakukan sama oleh dokter MPR yaitu dokter Reza Maulana dan dokter Zaini Hamzah. Bamsoet mengajak masyarakat untuk tidak takut menerima vaksinasi, karena vaksin yang disediakan pemerintah gratis, aman dan halal.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menerima suntikan vaksin corona Sinovac tahap kedua, Kamis (28/1). Foto: MPR RI
Prosedurnya sama, sebelum melakukan penyuntikan vaksin, terlebih dahulu mengukur tensi, nadi, suhu tubuh, hingga saturasi oksigen, serta memastikan Bamsoet tidak memiliki gejala ispa, seperti batuk, pilek, hingga sesak napas dalam kurun waktu 7 hari terakhir.
"Hingga Rabu (27/1), sudah ada 250.000 tenaga kesehatan yang divaksinasi COVID-19. Jumlahnya memang masih sedikit. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan agar proses vaksinasi untuk tenaga kesehatan bisa dipercepat," ucap Bamsoet.
ADVERTISEMENT
"Ditargetkan dalam waktu sekitar 15 bulan, vaksinasi terhadap penduduk Indonesia yang memenuhi kriteria penerima vaksin sudah selesai dilaksanakan. Sehingga Indonesia bisa semakin cepat terbebas dari virus COVID-19," imbuhnya.
Ketua DPR RI ke-20 ini mengungkapkan, seiring gencarnya perusahaan farmasi memproduksi vaksin COVID-19 untuk mempercepat vaksinasi penduduk bumi, gencar pula lahirnya gerakan penolakan vaksin di berbagai negara dunia.
Sebagaimana tergambarkan dari hasil survei Institut Francais d’Opinion Publique (IFOP) pada awal Januari 2021 yang menunjukkan kepercayaan masyarakat Prancis terhadap vaksin Covid-19 berada di angka 54 persen.
"Di Inggris, kepercayaan terhadap vaksin COVID-19 berada di kisaran 77 persen. Jerman tak lebih baik, karena hanya 65 persen, sementara Spanyol dan Italia sebesar 62 persen. Mudah-mudahan di Indonesia tidak seperti itu. Karena di sini warganya saling menyadari, dalam mengatasi pandemi COVID-19 butuh gotong royong, salah satunya dengan mendukung program vaksinasi gratis yang sudah dicanangkan Presiden Joko Widodo," ungkap Bamsoet.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menjelaskan, pemerintah juga sudah melakukan berbagai upaya agar tidak mengalami situasi seperti negara besar dunia lainnya, yang selain 'berperang' dengan pandemi COVID-19 juga 'berperang' dengan gerakan penolakan vaksinasi.
Salah satunya dengan melibatkan para pejabat publik, pemuka agama, hingga selebritis dan tokoh masyarakat, untuk menjadi contoh bahwa menerima vaksin tidak menimbulkan efek apa pun yang mengganggu kesehatan. Sekaligus menegaskan kepada masyarakat luas bahwa vaksinasi tidaklah menakutkan.
"Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengingatkan bahwa vaksinasi Covid-19 di Indonesia akan efektif menekan penularan COVID-19 apabila proses penyuntikan vaksinnya sudah membuahkan herd immunity (kekebalan komunitas) hingga 70 persen. Atau setara dengan 182 juta penduduk yang mendapatkan vaksinasi. Karenanya jangan sampai ada warga yang termakan hoaks atau menjadi korban propaganda menyesatkan, yang menolak divaksin, sehingga menyebabkan Indonesia gagal mencapai herd immunity," pungkas Bamsoet.
ADVERTISEMENT