Bamsoet, Prabowo hingga Anies Hadiri Tasyakuran 100 Tahun Soeharto

8 Juni 2021 23:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Gubernur DKI Anies Baswedan dan Din Syamsudin menghadiri haul 100 tahun Soeharto di Masjid At-Tin, Jakarta, Selasa (8/6). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Gubernur DKI Anies Baswedan dan Din Syamsudin menghadiri haul 100 tahun Soeharto di Masjid At-Tin, Jakarta, Selasa (8/6). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Tepat hari ini, 8 Juni, 100 tahun yang lalu mantan Presiden RI ke-2 HM Soeharto lahir. Dalam memperingati hari lahir Soeharto, acara tasyakuran digelar di Masjid At-Tin, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Beberapa tokoh hadir dalam acara tersebut. Mulai dari Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Din Syamsuddin dan tokoh lainnya.
Mereka terlihat kompak menggunakan atasan putih dipadukan dengan celana berwarna hitam.
Bamsoet mengatakan, setiap Presiden RI berjasa dalam pembangunan bangsa dan negara. Tidak terkecuali Soeharto. Salah satu jasanya yang diingat Bamsoet ialah kewenangan MPR menyusun dan menetapkan Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
"GBHN diterjemahkan oleh pemerintah pusat ke dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Sementara oleh pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota), dokumen GBHN diterjemahkan ke dalam dokumen Pola Dasar Pembangunan Daerah (Poldasbangda). Tidak heran jika pada masa itu, Indonesia berhasil melakukan banyak pembangunan monumental," kata Bamsoet.
ADVERTISEMENT
"Seperti swasembada pangan pada tahun 1984, yang mendapatkan penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pada tahun 1985," tambah dia.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan Gubernur DKI Anies Baswedan menghadiri haul 100 tahun Soeharto di Masjid At-Tin, Jakarta, Selasa (8/6). Foto: Dok. Istimewa
Bamsoet menjelaskan, sejak 1 April 1969 hingga 21 Mei 1998, tidak kurang dari enam Tap MPR tentang GBHN dihasilkan oleh MPR RI pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Antara lain Tap MPR No. IV/MPR/1973; Tap MPR No. II/MPR/ 1978; Tap MPR No. IV/ MPR/1983; Tap MPR No. II/MPR/1988; Tap MPR No. II/MPR/1993; dan terakhir Tap MPR No. II/MPR/1998.
"Sebagai turunan dari GBHN, pemerintahan Presiden Soeharto membuat enam Repelita. Yakni Repelita I (1969-1974) bertujuan memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian. Repelita II (1974-1979) bertujuan meningkatkan pembangunan di pulau-pulau selain Jawa, Bali dan Madura, di antaranya melalui transmigrasi. Repelita III (1979-1984) menekankan bidang industri padat karya untuk meningkatkan ekspor," jelas Bamsoet.
ADVERTISEMENT
Repelita IV (1984-1989), lanjut Bamsoet bertujuan menciptakan lapangan kerja baru dan industri. Repelita V (1989-1994) menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan. Repelita VI (1994–tidak selesai) bertujuan meningkatkan pembangunan iklim investasi asing dalam rangka menggenjot perekonomian dan industri nasional.
"Selain bisa swasembada pangan, dengan adanya petunjuk arah pembangunan melalui haluan negara, pemerintahan Presiden Soeharto juga berhasil membangun jalan tol pertama di Indonesia. Yakni Jalan Tol Jagorawi yang mulai dibangun pada tahun 1973 dan dioperasikan mulai 9 Maret 1978. Selama kepemimpinannya pada rentang jabatan tahun 1968 hingga Mei 1998, Indonesia berhasil mengoperasikan sekitar 490 Km jalan tol," ucap Bamsoet.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan Gubernur DKI Anies Baswedan menghadiri haul 100 tahun Soeharto di Masjid At-Tin, Jakarta, Selasa (8/6). Foto: Dok. Istimewa
Bamsoet berharap tasyakuran Soeharto ini bisa kembali menggelorakan semangat menghadirkan haluan negara. Hal itu seperti wacana yang dihadirkan sejumlah pihak agar MPR RI diberikan kewenangan kembali untuk menyusun dan menetapkan haluan negara yang dalam rekomendasi MPR RI 2014-2019 disebut PPHN (Pokok-Pokok Haluan Negara).
ADVERTISEMENT
"Tasyakur 100 Tahun HM Soeharto kiranya bisa dijadikan momentum menggelorakan kembali semangat kebangsaan dalam menghadirkan haluan negara. Karena terlepas dari apapun yang terjadi selama periode kepemimpinannya, Presiden Soeharto telah melakukan banyak pembangunan besar bagi Indonesia, sehingga dijuluki sebagai Bapak Pembangunan Indonesia," pungkas Bamsoet.
Dalam acara tasyakuran ini turut hadiri Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, Nasaruddin Umar, Akbar Tandjung, Sutiyoso serta Sri Edi Swasono.
Sementara dari keluarga besar Soeharto hadir antara lain Siti Hardijanti Rukmana, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Hariyadi serta Hutomo Mandala Putra.