Bamsoet: Saya dan Airlangga Sepakat untuk Tak Bersepakat soal Munas

12 September 2019 12:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bambang Soesatyo. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bambang Soesatyo. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sudah hampir 3 bulan internal Partai Golkar masih memanas. Golkar terbelah dua menjadi kubu pro Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan Airlangga Hartarto yang tengah memperebutkan posisi ketum partai berlambang pohon beringin itu.
ADVERTISEMENT
Menanggapi dinamika di Golkar yang masih terus berjalan, Bamsoet yang merupakan Wakil Ketua Korbid Pratama DPP menilai polemik di Golkar jelang Musyawarah Nasional itu suatu hal yang biasa.
Namun, menurut Bamsoet, persoalan itu sebenarnya bisa diredam dengan mudah, yaitu dengan cara mengikuti aturan main yang sudah ditetapkan dalam AD/ART partai. Polemik yang berkepanjangan ini, kata Bamsoet, dipicu karena adanya ketakutan berlebih dari sejumlah pengurus partai.
"Sebenarnya Golkar itu simpel, ikuti saja aturan main AD/ART yang ada di pedoman organisasi selesai. Aturannya rapat ya rapat, pleno ya pleno, rapat harian ya rapat harian, gitu saja. Kegaduhan itu kan timbul karena ketakutan kalau rapat akan mendesak Munas kan (padahal) enggak bisa," kata Bamsoet sapaan Bambang di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9).
ADVERTISEMENT
Bamsoet menjelaskan, forum Munas Golkar tidak bisa dipaksakan oleh segelintir oknum di internal. Sehingga, jika dalam rapat pleno nantinya rencana Munas tidak didukung setengah dari total peserta rapat, maka Rapimnas dan Munas tidak bisa dilaksanakan.
Airlangga Hartarto (kiri) bersama Bambang Soesatyo. Foto: Antara/Wahyu Putro A
"Munas kan ada mekanismenya, kalau dukungan dalam hal pengambilan keputusan di rapat itu yang didukung setengah lebih suara kan nggak bisa juga. Jadi jalani saja itu, kenapa harus rapat kecil-kecil bidang-bidang? Itu nggak ada di partai itu rapat pleno dulu untuk evaluasi," ujar Bamsoet.
Saat ditanya apakah sikap ini merupakan wujud kekhawatiran berlebih kubu Airlangga, Bamsoet enggan menjawab dengan pasti.
"Saya enggak tahu, mungkin pertanyaan itu mewakili hampir seluruh kader Golkar tapi bukan saya yang ngomong," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Bamsoet mengaku hubungan dan komunikasi dengan Airlangga berjalan dengan baik. Ia dan Airlangga juga berdiskusi mengenai kapan kemungkinan digelarnya Munas Golkar.
"Bagus, baik, sering ketemu, kemarin kita sarapan bareng kita bicara dari hati ke hati bagaimana Partai Golkar ya kita sepakat untuk tidak sepakat. Beliau menyampaikan bahwa Munas Desember, sementara saya bilang, 'Tum (Ketua Umum-red), ini berdasarkan keinginan di bawah kemudian juga histories ke belakang Munas itu Oktober, Oktober itulah sekaligus pelantikan sekaligus perayaan ketua umum baru karena ulang tahun kita kan 20 oktober jadi bukan setelahnya," ungkap Bamsoet.
Menurut Bamsoet, selama ini Munas yang digelar bulan Desember adalah Munaslub. Hal itu mendesak karena Golkar dilanda masalah. Sementara, Golkar di zaman Ketum Jusuf Kalla itu Munas digelar pada Oktober.
ADVERTISEMENT
"Ada (Munas digelar Desember) tapi dalam kondisi tertentu, dulu dilakukan karena ada masalah, maka Munaslub. Dulu jamannya Pak Akbar, (maksud saya) zamannya Pak JK maju dipercepat, lebih cepat harusnya tahun depan dipercepat 6 bulan sebelumnya. Sebenarnya fleksibel aja ikuti keinginan di bawah," tutup Bamsoet.