Bansos di Depok 'Disunat' Rp 50 Ribu, Kenapa Tak Dikirim Langsung ke Rekening?

29 Juli 2021 13:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Sosial Kota Depok, Usman Haliyana. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Sosial Kota Depok, Usman Haliyana. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Jagat maya dihebohkan oleh pengakuan warga di RW 5, RT 5, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Depok, saat mengambil bantuan sosial tunai (BST) dipotong Rp 50 ribu oleh pengurus rukun warga (RW) setempat. Alasan pemotongan BST itu adalah untuk donasi perbaikan ambulans di RW setempat yang sedang rusak. Selain itu pengurus RW juga berkilah donasi untuk pembelian kafan bagi warga yang meninggal, baik COVID-19 mau pun non-corona.
ADVERTISEMENT
BST di Depok yang 'disunat' itu merupakan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos). BST itu merupakan rapelan bulan Mei dan Juni sehingga totalnya Rp 600 ribu.
Harusnya, BST itu diberikan PT Pos melalui petugas Kantor Pos secara door to door ke rumah keluarga penerima manfaat (KPM). Diduga petugas Kantor Pos menyerahkan BST untuk 231 warga itu ke pengurus RW setempat di Pos Posko KSTJ (Kampung Tangguh Siaga Jaya) RW 5, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji.
Atas ramainya dugaan pemotongan BST itu, muncul ide penyaluran menggunakan rekening warga agar tidak ada 'sunat menyunat'. Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Sosial Kota Depok, Usman Haliyana mengatakan, BST di Kota Depok merupakan kebijakan dari Kemensos.
ADVERTISEMENT
“Kami hanya melakukan pendampingan tidak ikut campur dalam penyaluran kepada KPM (Keluarga Penerima Manfaat),” ujar Usman, Kamis (29/7).
Usman menjelaskan, Dinsos Kota Depok pada bansos BST hanya menyerahkan data KPM ke Kemensos. Nantinya data yang diberikan kepada Kemensos akan dipadupadankan sehingga Kemensos yang menentukan jumlah KPM di Kota Depok menerima BST.
“Penerima BST di Kota Depok mencapai 131.156 KPM, kini bertambah 4.448 KPM sehingga menjadi 135.604 KPM,” terang Usman.
Usman menegaskan, Dinsos Kota Depok tidak ikut campur dalam penyaluran BST. Terkait adanya usulan untuk penyaluran bansos BST dilakukan melalui transfer ke rekening penerima, Usman enggan memberikan jawaban terkait hal tersebut.
“Kalau bantuan uang tunai BST ditransfer itu kan keputusan Kemensos, kalau di DKI Jakarta di transfer kepada penerima harus di cari tau dulu, itu bantuan BST atau memang bansos dari DKI Jakarta,” ucap Usman. Seperti diberitakan sebelumnya, di DKI Jakarta ada total 1,8 juta penerima manfaat bansos. Pembagiannya yakni oleh Jakarta diberikan kepada 1 juta orang dan 837 ribu ditanggung Kemensos.
ADVERTISEMENT
Nah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan BST kepada 1 juta KK di Jakarta dikirim langsung ke rekening penerima bantuan.
Sementara di Depok Usman tidak hafal berapa rincian penerima bantuan sosial khusus dari Pemkot Depok. Yang dia tahu saat ini semua bansos di kotanya itu adalah pemberian dari Kementerian Sosial.