Bantu Perangi Corona, Napi di Sejumlah Lapas Produksi APD Mandiri

8 April 2020 17:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Lapas Kelas 1 Tangerang menujukan Alat Pelindung Diri (APD) buatan narapidana untuk mencegah corona. Foto: Dok. Humas Ditjen PAS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Lapas Kelas 1 Tangerang menujukan Alat Pelindung Diri (APD) buatan narapidana untuk mencegah corona. Foto: Dok. Humas Ditjen PAS
ADVERTISEMENT
Alat Pelindung Diri (APD), salah satunya masker, menjadi hal yang paling dicari di tengah wabah virus corona di Indonesia. Bahkan pemerintah sudah mewajibkan masyarakat memakai masker bila keluar rumah.
ADVERTISEMENT
Meski berada di penjara, sejumlah narapidana tak kehilangan semangat untuk melindungi diri dari virus corona.
Napi di sejumlah rutan dan lapas memproduksi secara mandiri APD, seperti masker pelindung wajah, penutup kepala, hingga apron. Barang-barang tersebut kemudian dibagikan ke sesama napi serta petugas lapas atau rutan.
"Kebutuhan di dalam lapas/rutan saja sudah sangat tinggi. Jika mengandalkan pembelian dari luar saja tidak cukup dan barangnya langka. Apalagi sekarang WHO menganjurkan semua orang, sehat atau sakit untuk memakai masker," kata Plt Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham, Nugroho, dalam keterangannya, Rabu (8/4).
Proses produksi Alat Pelilndung Diri (APD) untuk mencegah corona oleh narapidana di Lapas Kelas 1 Tangerang. Foto: Dok. Humas Ditjen PAS
Salah satu tempat produksi yakni di Lapas Klas 1 Tangerang. Di sana, napi telah memproduksi dan membagikan 700 masker kain berlapis filter ke seluruh napi dan petugas. Masker tersebut digunakan selama menjalankan aktivitas sehari-hari dan dapat dicuci kembali.
ADVERTISEMENT
Selain memproduksi APD, para napi juga memproduksi perlengkapan penunjang lainnya. Seperti cairan disinfektan, cairan antiseptik, hand sanitizer, bilik sterilisasi, tiang infus hingga tandu.
"Kami produksi setiap hari dan memang diutamakan untuk di dalam lapas/rutan yang sangat rentan terjadi penularan. Namun bagi lapas/rutan yang mampu berproduksi dalam skala besar tidak menutup kemungkinan untuk didistribusikan keluar. Kita semua bersatu untuk melawan corona," kata Nugroho.
Petugas Lapas Kelas 1 Tangerang memeriksa Alat Pelindung Diri (APD) buatan narapidana. Foto: Dok. Humas Ditjen PAS
Produksi mandiri APD juga dilakukan napi di Lapas Lhoksukon, Aceh. Produksi masker buatan napi lapas tersebut telah didistribusikan ke beberapa wilayah di Aceh. Bahkan juga dibagikan ke tenaga medis setempat.
Sejumlah lapas dan rutan lain juga memiliki kapasitas produksi besar. Seperti Lapas Binjai yang mampu memproduksi 100 buah face shield dan 50 buah penutup kepala per hari per hari, Lapas Perempuan Semarang mampu produksi 500 buah masker kain per hari, serta Lapas Perempuan Pekanbaru yang mampu produksi 75 lusin gown medis dan apron per hari.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk peralatan penunjang lainnya, Lapas Malang mampu memproduksi cairan antiseptik dan hand sanitizer masing-masing 100 liter per hari, Lapas Tasikmalaya produksi 2 bilik sterilisasi per minggu, serta Lapas Polewali yang mampu produksi 3 tiang infus dan 1 tandu per hari.
Pencegahan Corona di Penjara
Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Ibnu Chuldun, mengatakan pengamanan di lapas dan rutan diperketat untuk cegah corona. Mulai dari adanya bilik sterilisasi hingga layanan kunjungan video call.
"Setiap orang yang keluar masuk lapas/rutan sekarang wajib cuci tangan dan masuk bilik sterilisasi. Fasilitasnya sudah tersedia di seluruh lapas/rutan. Bahkan kendaraan pembawa bahan makanan pun kami semprot disinfektan. Kunjungan langsung diganti video call dan wartel khusus, termasuk proses persidangan juga melalui video conference," kata Ibnu.
ADVERTISEMENT
Ibnu menambahkan, setiap wilayah kantor Kemenkumham pun telah terdapat blok isolasi khusus bagi warga binaan yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP).
"Jika ada warga binaan yang menjadi ODP atau PDP setelah dilakukan pemeriksaan oleh tenaga medis, segera kami pindahkan ke blok isolasi khusus. Kami juga bekerja sama dengan dinas kesehatan dan rumah sakit setempat serta menyiapkan rumah sakit Pengayoman sebagai rumah sakit rujukan bagi warga binaan," pungkasnya.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!