news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Banyak Nakes Undur Diri, RS di Filipina Kewalahan Tangani COVID-19

17 Agustus 2021 5:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan memberikan vaksin corona kepada pengemudi angkutan umum di tempat vaksinasi drive-thru, Quezon City, Metro Manila, Filipina. Foto: Eloisa Lopez/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan memberikan vaksin corona kepada pengemudi angkutan umum di tempat vaksinasi drive-thru, Quezon City, Metro Manila, Filipina. Foto: Eloisa Lopez/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sejumlah rumah sakit di Filipina khawatir lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Delta membuat banyak tenaga kesehatan menyerah. Asosiasi Rumah Sakit Swasta Filipina (PHAPi) memperkirakan kini ada lebih banyak perawat yang mengundurkan diri dari tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Padahal tercatat sekitar 40% perawat rumah sakit swasta mengundurkan diri pada 2020. Tak hanya rumah sakit swasta, RS umum nyatanya juga mulai kewalahan karena ditinggal para nakes yang mengundurkan diri.
"Jika kita ingin meningkatkan kapasitas tempat tidur, itu mudah. Tetapi masalahnya adalah komponen keperawatan," kata presiden PHAPi, Jose Rene de Grano, mengutip Reuters.
Salah satu perawat, Loui, mengaku lelah dengan beban kerja COVID-19. Loui berhenti dari pekerjaannya di unit perawatan intensif sebuah rumah sakit swasta Filipina awal tahun ini.
Slah seorang warga didalam angkutan umum saat lockdown ketiga pada hari pertama lockdown di Quezon City, Metro Manila, Filipina, Jumat (6/8). Foto: Eloisa Lopez/Reuters
Wanita berusia 30 tahun itu adalah salah satu di antara ribuan nakes Filipina yang mengundurkan diri selama pandemi akibat upah rendah dan kondisi kerja yang buruk. Adapun banyak nakes mencari pekerjaan yang lebih baik di luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Kami bahkan tidak dapat mengambil hari libur yang layak. Karena kami sering dipanggil kembali untuk menggantikan staf lain yang dikarantina atau mengundurkan diri," kata Loui.
Presiden Asosiasi Perawat Filipina, Melbert Reyes, mengatakan dia khawatir akan lebih banyak perawat yang berhenti jika tunjangan dan kondisi yang lebih baik tidak terpenuhi.
"Banyak perawat kami mengalami demoralisasi," kata Reyes.
Pekan lalu, pemimpin serikat pekerja di beberapa rumah sakit di puncak kasus corona mengancam akan mogok. Sementara kelompok perawat memperingatkan bahwa lusinan dari mereka akan mengundurkan diri akibat tunjangan dan tunjangan yang belum dibayar.
Petugas kesehatan memberikan vaksin corona kepada pengemudi angkutan umum di tempat vaksinasi drive-thru, Quezon City, Metro Manila, Filipina. Foto: Eloisa Lopez/REUTERS
Presiden serikat pekerja di RS Universitas Santo Tomas, Donnel John Siason, mengungkap daya tarik pekerjaan dengan gaji lebih baik di luar negeri juga mempersulit lowongan perawat terisi.
ADVERTISEMENT
Tahun ini hampir 7.000 perawat Filipina telah pindah ke luar negeri. Termasuk ke Amerika Serikat dan Inggris, bergabung dengan ratusan ribu perawat Filipina lainnya yang sudah bekerja di luar negeri.
Dave Santos, seorang perawat berusia 39 tahun di Rumah Sakit Umum Kota Quezon, mengatakan dia berharap untuk meninggalkan Filipina juga.
"Kami memberikan yang terbaik. Tapi kami hanyalah orang-orang yang lelah dan kami memiliki kebutuhan,” kata ayah dari tiga anak itu.
Di sisi lain, auditor negara pekan lalu mencatatkan kekurangan biaya yang melibatkan 67,3 miliar Peso atau Rp 19 triliun. Akibatnya banyak pihak menjadi ragu pada keteraturan transaksi Kementerian Kesehatan dalam merespons pandemi.
"Tetapi untuk masalah apakah uang itu telah dicuri [dikorupsi], itu murni omong kosong," kata Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam pidato nasional mingguan Senin (16/8) malam.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, kasus COVID-19 yang dilaporkan di Filipina telah mencapai lebih dari 1,75 juta, tertinggi kedua di Asia Tenggara. Sementara kematian akibat coronanya telah melebihi 30 ribu orang.