Barack Obama Kecam Pembunuhan George Floyd: Rasialisme di AS Tak Normal

30 Mei 2020 3:01 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barack Obama.  Foto: AP Photo/Charles Rex Arbogast
zoom-in-whitePerbesar
Barack Obama. Foto: AP Photo/Charles Rex Arbogast
ADVERTISEMENT
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyayangkan aksi pembunuhan terhadap seorang pria kulit hitam di kota Minneapolis, George Floyd. Buntut dari peristiwa itu kemudian memicu aksi protes di sejumlah kota.
ADVERTISEMENT
Obama mengaku sedih bersama jutaan orang lainnya di AS atas kematian Floyd. Menurutnya, tindakan rasialisme di Amerika tidak mungkin 'normal'.
"Ini (rasisme) seharusnya tidak 'normal' di Amerika di tahun 2020," ucap Obama yang merupakan presiden AS pertama keturunan Afrika, dikutip AFP, Sabtu (30/5).
Kerusuhan di Minneapolis, Amerika Serikat, akibat pembunuhan George Floyd oleh polisi. Foto: Reuters/Carlos Barria
"Ini tidak mungkin 'normal'. Jika ingin anak-anak kita tumbuh di negara yang memiliki cita-cita tertinggi, kita harus mampu berbuat lebih baik," lanjutnya.
Obama tak hanya menanggapi kasus kekerasan polisi terhadap Floyd, tetapi juga setidaknya dua insiden rasial lainnya yang terjadi beberapa waktu lalu. Yakni seorang pelari berkulit hitam yang ditembak mati oleh dua pria berkulit putih di Georgia.
Kasus lainnya yakni seorang pria kulit hitam yang berkonfrontasi dengan wanita berkulit putih di sebuah taman di New York saat sedang melihat burung-burung.
Barack Obama. Foto: AFP/Christof Stache
"Wajar kita ketika mengharapkan kehidupan untuk kembali normal saat pandemi (corona) dan krisis ekonomi, yang membuat semua orang di sekitar kita hancur," kata Obama.
ADVERTISEMENT
"Tetapi kita harus ingat, jutaan orang Amerika, masih diperlakukan berbeda karena ras. Ini tragis, menyakitkan, menjengkelkan. Apakah itu saat berurusan dengan sistem layanan kesehatan, peradilan pidana, atau sekadar jalan kaki, jogging, atau menonton burung di taman," imbuhnya.
Warga berdemonstrasi di luar Pusat Pemerintahan Kabupaten Hennepin memprotes kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata di Minneapolis. Foto: Reuters/ERIC MILLER
George Floyd (46) tewas di tangan polisi pada Senin (25/5) lalu. Pria kulit hitam 46 tahun itu meninggal dunia setelah dibekuk polisi dengan kekerasan di kota Minneapolis.
Lehernya dicekik dengan lutut oleh seorang polisi atas kejahatan yang belum bisa dibuktikan. Floyd telah mengatakan berkali-kali 'saya tidak bisa bernapas,' tetapi empat polisi yang menangkapnya bergeming. Kini, keempat polisi itu telah dipecat, meski pihak keluarga menilai hukuman itu tak setimpal dengan nyawa Floyd.
Kematian Floyd menuai aksi protes di Minneapolis dan meluas beberapa kota lainnya di AS. Mereka menilai cara polisi membekuk Floyd begitu brutal.
ADVERTISEMENT
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.