Bawaslu Minta Kapolri Temui Polisi Malaysia soal Surat Suara Tercoblos

15 April 2019 21:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner Bawaslu Fritz Edward Siregar. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner Bawaslu Fritz Edward Siregar. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar mengaku pihaknya belum mendapat akses untuk melihat lokasi surat suara tercoblos 01 yang terjadi di Selangor, Malaysia. Perkembangan kasus itu diketahui dari kunjungan anggota Bawaslu Rahmat Bagja dan Ratna Dewi Pettalolo yang memantau langsung ke Malaysia.
ADVERTISEMENT
"Terkait dengan kertas suara, sampai dengan tadi sore, pada saat Pak Bagja bertemu dengan kepala kepolisian, mengatakan bahwa Bawaslu masih belum boleh sampai tadi siang untuk melihat ke TKP (tempat kejadian peristiwa) untuk melihat kertas suara yang ada," kata Fritz di Kantor Bawaslu, Jakarta, Senin (15/4).
Solusinya, kata Fritz, Bawaslu berharap ada pertemuan antara Kapolri Jenderal Tito Karnavian dengan Kepala Kepolisian Diraja Malaysia untuk membahas kasus itu. Sebab, lokasi dan surat suara tercoblos tersebut sudah disegel oleh Kepolisian Diraja Malaysia sebagai barang bukti.
"Kami berharap nanti akan ada kepala kepolisian (Indonesia) bertemu dengan kepala polisian Malaysia untuk mendiskusikan hal tersebut," ucapnya.
"Maka harus dibuka sebagai sebuah proses pengadilan atau ada permintaan dari pihak kepolisian," papar Fritz.
ADVERTISEMENT
Soal dugaan jual-beli suara di Malaysia, Fritz enggan berkomentar banyak. Dia meminta publik bersabar menunggu Bawaslu membahasnya.
"Saya tidak bisa menjawab itu, karena saya masih harus menunggu bagaimana klarifikasi yang disampaikan Ibu Dewi dan Pak Bagja yang baru kembali dari Kuala Lumpur," pungkasnya.
Kasus ini muncul setelah tiga video beredar di media sosial. Video pertama memperlihatkan 'penggerebekan' (disebut oleh pendukung paslon 02) di sebuah ruko di Bangi, Selangor. Di situ, terdapat tumpukan surat suara dalam plastik hitam.
Video kedua memperlihatkan dua personel polisi Diraja Malaysia mendatangi ruko bersama orang-orang mengenakan pakaian bertuliskan Panwaslu. Seorang pria bernama Bren dari Partai Demokrat yang terlibat dalam pengungkapan kasus ini menyebut dia menginginkan Prabowo-Sandi menang.
ADVERTISEMENT
Video ketiga memperlihatkan dua orang perempuan tengah mencoblos surat suara dan memasukkannya ke dalam amplop.
Tak hanya Bawaslu, KPU juga tak diberikan akses oleh Polisi Diraja Malaysia. Komisioner KPU Ilham Saputra mengatakan polisi Malaysia takut KPU akan mengganggu proses penyelidikan.
"Tidak bisa (masuk), kemudian kata mereka (polisi), sebab mereka masih dalam tahap penyelidikan dan sebagainya. Karena itu merasa ini adalah otoritas mereka dan mereka sedang melakukan penyidikan, takut diobrak abrik dan lain-lain," kata Ilham di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).