Bawaslu: Sasaran Paling Banyak Serangan Fajar adalah Perempuan

29 Maret 2019 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Praktik politik uang menjelang pencoblosan rawan sekali terjadi. Hal ini dilakukan oleh sebagian oknum caleg yang ingin mendulang suara banyak, yang disebut serangan fajar.
ADVERTISEMENT
Rencana serangan fajar seperti ini diungkap oleh KPK, saat menangkap Bowo Sidik Pangarso, caleg Golkar dapil Jawa Tengah II, pada Rabu (27/3). Dari OTT itu KPK mendapatkan uang berjumlah Rp 8 miliar yang diduga untuk serangan fajar.
Bawaslu mengatakan target paling banyak dari serangan fajar adalah kaum perempuan. Hal itu terungkap berdasarkan pengalaman dalam penyelenggaraan pemilu sebelumnya.
"Karena banyak informasi yang kami dengar bahwa sasaran yang paling banyak itu adalah perempuan. Ini dari beberapa pengalaman ya," kata Komisioner Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo saat dihubungi, Jumat (28/3).
Bawaslu pernah mendapat informasi dari seorang caleg perempuan terkait praktik politik uang ini. Caleg itu mengeluhkan tidak mendapatkan suara yang maksimal saat pemilu karena adanya serangan fajar saat hari pencoblosan.
ADVERTISEMENT
"Saya pernah mendengar langsung beberapa pengalaman buruk caleg perempuan kenapa kemudian mereka tidak bisa mendapatkan suara yang signifikan, dari hasil kampanye yang selama ini mereka lakukan itu dengan basis pemilih perempuan ya karena politik uang," kata Ratna.
Untuk mencegah adanya politik uang saat hari pencoblosan 17 April mendatang, Bawaslu mengimbau dan mengajak kepada seluruh perempuan agar ikut berperan aktif melawan praktik politik uang dalam Pemilu.
"Kita mendorong mereka kalau perempuan ini ingin menyelamatkan basis perempuannya maka harus dijaga jangan sampai mereka jadi sasaran politik uang," jelas Ratna.
"Jadi kami meminta kelompok perempuan baik itu dia jadi caleg ataupun aktivis, relawan perempuan, untuk ikut melakukan patroli pengawasan. Jadi ketika di hari tenang banyak ruang-ruang yang kita tutup untuk tidak terjadi politik uang," lanjutnya Ratna.
ADVERTISEMENT
Namun, Bawaslu mengungkapkan praktik politik uang di Pemilu 2019 kali ini mengalami penurunan. Berdasarkan survei, sudah cukup banyak masyarakat yang menolak praktik politik uang.
"Hasil survei Kompas kalau enggak salah itu yang menolak politik uang di atas 50 persen ya persentasenya dan hanya tersisa 20 persen yang masih mau menerima politik uang dan memilih orang yang memberikan uang," ujar Ratna.
Ratna berharap pemilu kali ini bersih dari praktik politik uang. Tim dari Bawaslu lanjutnya, berupaya meminimalisir serangan fajar yang selama ini menjadi kerawanan menjelang pencoblosan.
"Jadi paling tidak ini juga sudah menjadi harapan kita politik uang sudah lebih kita minimalisir apalagi kalau seluruh jajaran kami turun ke lapangan kemudian kelompok-kelompok yang potensial untuk dijadikan sasaran politik uang. Insyaallah angka politik uang bisa kita tekan artinya tidak ada ruang lagi," kata Ratna.
ADVERTISEMENT
kumparan akan menayangkan live streaming debat keempat Pilpres 2019 pada Sabtu (30/3). Live streaming debat dapat disaksikan di semua platform kumparan atau melalui channel YouTube kumparan.