Bea Cukai Bali Temukan Paket Cokelat-Keripik 1,6 Kg Mengandung Hasis dari AS

12 Agustus 2022 11:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi new normal di Bandara Ngurah Rai, Bali. Foto: Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi new normal di Bandara Ngurah Rai, Bali. Foto: Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Petugas Bea Cukai Ngurah Rai, Bali menemukan sebuah paket kiriman makanan berupa cokelat, keripik kering dan permen jelly mengandung narkotika jenis hasis dari Amerika Serikat, sekitar Mei 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Kepala Bea Cukai Ngurah Rai Bali Mira Puspita Dewi mengatakan, barang haram itu dikirim lewat perusahaan jasa titipan. Barang haram tersebut memiliki berat 1.673,59 gram dengan tujuan pusat wisata di Kelurahan Ubud, Kabupaten Gianyar.
"Paket kiriman memang diberitahukan makanan. Jadi ada bentuk permen, cokelat, bentuk kerupuk kering dan permen Yupi. Makanannya mengandung hasis," katanya saat ditemui di Polres Kawasan Bandara Ngurah Rai, Jumat (12/8).
Kasus ini terungkap saat paket masuk dalam mesin x-ray Bea Cukai Ngurah Rai. Paket terdeteksi mengandung narkotika golongan I jenis hasis. Petugas lalu merobek paket tersebut untuk mengecek isinya. Petugas menemukan sejumlah makanan ringan.
Petugas membawa sebagian makanan tersebut untuk diuji ke laboratorium Bea Cukai Ngurah Rai. Hasil laboratorium menunjukkan makanan ringan tersebut mengandung narkotika.
ADVERTISEMENT
Pihak Bea Cukai Ngurah Rai akhirnya berkoordinasi kepada Polres Gianyar atas temuan barang haram itu.
"Ini sangat berbahaya bentuknya pun juga bentuk permen, makanan. Ini yang kita enggak tahu anak-anak kita yang kemungkinan bisa saja mengkonsumsi itu, ini sangat berbahaya," katanya.
Sementara itu, Kapolres Gianyar AKBP I Made Bayu Sutha mengatakan, polisi masih kesulitan melacak pemilik paket makanan mengandung hasis tersebut. Hal ini karena alamat maupun identitas penerima paket tersebut ternyata fiktif alias palsu.
"Saat ini pemilik paket tersebut masih kita dalami, ternyata alamat penerima fiktif alias palsu jadi kita kesulitan. Tapi wilayah penerimanya di kawasan Ubud Gianyar," katanya.