Penerapan social distancing di bioskop Malaysia

Beda Argumen Para Pakar soal Pembukaan Bioskop di Tengah Pandemi Corona

26 Agustus 2020 20:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menonton bioskop. Foto: WANG ZHAO / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menonton bioskop. Foto: WANG ZHAO / AFP
ADVERTISEMENT
Rencana pembukaan bioskop di tengah pandemi kembali bergulir. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut akan membuka fasilitas layar lebar itu dalam waktu dekat. Keputusan itu diambil setelah berdiskusi dengan Satgas COVID-19 nasional.
ADVERTISEMENT
"Dalam waktu dekat ini kegiatan bioskop di Jakarta akan kembali dibuka," kata Anies saat konferensi pers virtual di BNPB, Rabu (26/8).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan pers di Balai Kota, Jakarta. Foto: Pemprov DKI Jakarta
Kebijakan yang disampaikan Anies sebetulnya bukanlah barang baru. Juli lalu, Anies juga memastikan akan membuka bioskop mulai 29 Juli 2020. Namun, kebijakan itu urung dilaksanakan dengan alasan angka corona masih tinggi.
Rencana membuka bioskop kali ini pun tak lepas dari kritik. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Fraksi PAN Zita Anjani menilai keputusan itu tidak tepat.
“Ya kalau saya saran tunda dululah. Ini kita sedang berjuang melawan COVID-19, bukan sedang enak-enakan” kata Zita, dalam keterangannya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Rabu (26/8), kasus corona di Jakarta mencapai 35.453. Ini sekaligus menjadikan Jakarta sebagai provinsi dengan kasus corona terbanyak nasional. Walau begitu, tingginya jumlah kasus di Jakarta juga tidak lepas dari jumlah tes yang banyak. Bahkan, berkisar 50% dibanding tes skala nasional.
ADVERTISEMENT

Argumen Bioskop Harus Tutup

Dalam scientific brief WHO berjudul ‘Transmission of SARS-CoV-2: implications for infection prevention precautions’ (9 Juli 2020), disebutkan adanya kemungkinan penularan virus corona melalui udara (airborne). Ini merupakan publikasi pertama WHO yang melihat kemungkinan udara menjadi transmisi penyebaran corona.
Dalam riset itu, WHO memaparkan sejumlah hipotesis tentang penyebaran corona di ruang tertutup. Salah satunya, soal air liur yang menghasilkan aerosol mikroskopis ketika manusia bernapas atau menguap. Aerosol sendiri merupakan partikel padat yang mampu melayang di udara.
Tanpa sirkulasi udara yang baik, aerosol dari orang yang terinfeksi akan bertahan lama di ruang tersebut. WHO memprediksi, aerosol dapat bertahan 3-16 jam di udara. Meski demikian, WHO belum dapat memastikan berapa kadar aerosol yang dibutuhkan untuk menginfeksi orang lain
Infografik Membedakan Gejala COVID-19. Foto: Hod Susanto/kumparan
“Proporsi tetes pernapasan yang menguap untuk menghasilkan aerosol, serta dosis menular SARS-CoV-2 yang diperlukan untuk menginfeksi orang lain belum diketahui,” tulis WHO.
ADVERTISEMENT
Kendati belum diketahui secara pasti, para pakar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) melihat hipotesis WHO sebagai tanda bahaya. Dekan FK UI Ari Fahrial Syam menilai bioskop dapat meningkatkan penyebaran corona di ruang tertutup.
“Ruangan bioskop pada umumnya adalah ruangan tertutup tanpa ventilasi dengan pendingin udara yang bersirkulasi di dalam ruangan,” kata Ari dalam keterangannya, Senin (20/7).
Badan Kesehatan federal AS (CDC) juga pernah mengulas potensi bahaya pendingin udara. Dalam riset berjudul ‘COVID-19 Outbreak Associated with Air Conditioning in Restaurant, Guangzhou, China, 2020’ (Juli 2020), CDC melakukan tracing kepada mereka yang terinfeksi corona di China.
Bangku di studio Golden Screen Cinemas di beri tanda untuk menerapkan social distancing. Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
Dalam tracing itu, CDC mencatat ada sejumlah pengunjung restoran yang terinfeksi corona secara serentak. Padahal, protokol kesehatan sudah dilakukan dan jarak antar-meja ada dalam radius satu meter.
ADVERTISEMENT
Hipotesis yang muncul adalah, aerosol cenderung mengikuti aliran udara yang dibawa pendingin udara. Meski memang hipotesis itu perlu dibuktikan lagi.
“Studi kami memiliki keterbatasan. Kami tidak melakukan studi eksperimental yang mensimulasikan rute transmisi udara,” tulis CDC.

Argumen Bioskop Boleh Buka

Menariknya, ada riset lain justru menghasilkan temuan yang agak berbeda. Dalam studi yang dilakukan Hermann Rietschel Institute (HRI) Technical University of Berlin, penyebaran aerosol di bioskop memang masih mungkin. Namun, potensinya jauh lebih rendah ketimbang di perkantoran.
Ilustrasi menonton bioskop. Foto: WANG ZHAO / AFP
Dikutip dari deadline.com, studi HRI membandingkan konsentrasi aerosol dari dua ruang bioskop dengan kantor. Salah satu hal yang membuat bioskop lebih aman adalah karena tak ada percakapan selama menonton film. Orang lebih fokus pada tayangan film.
ADVERTISEMENT
“Secara umum tidak ada pembicaraan selama kunjungan ke bioskop saat percakapan berlangsung dalam kehidupan kantor sehari-hari, jumlah aerosol yang dihirup di bioskop hanya 0,3% dibandingkan dengan yang ada di kantor,” tulis penelitian tersebut.
Selain itu, bioskop disebut memiliki sirkulasi udara yang berbeda dengan perkantoran.Jenis ventilasi yang ada di bioskop umumnya mengalir di bawah area tempat duduk. Oleh karena itu, udara di sekitar pernapasan akan lebih sedikit mengandung aerosol bila dibandingkan dengan ruangan kantor. Meski tentu saja, hipotesis itu kembali perlu dibuktikan.
Riset HRI diamini oleh Natascha Tuznik, Associate Proffesor dari University of California, Amerika Serikat (AS). Dikutip dari ucdavis.edu, Natascha menilai, ada tiga faktor yang menyebabkan bioskop minim penyabaran corona. Pertama, tak ada yang berbicara. Kedua, jarak yang berjauhan menyebabkan tak ada yang bernapas ke orang lain. Ketiga, semua orang menghadap ke arah yang sama.
ADVERTISEMENT
Terkait poin ketiga itu, ada studi menarik yang dikemukakan Profesor Arnold Barnett dari Massachusetts Institute of Technology, AS. Dilansir dari mitsloan.mit.edu, Dia menyebut, kemungkinan terjangkit corona di pesawat sangatlah kecil. Itu terjadi lantaran semua orang duduk menghadap ke arah yang sama.
Menurut dia, kemungkinan seseorang terjangkit corona dalam 2 jam perjalanan melalui pesawat adalah 1 banding 4.300. Apabila kursi tengah pesawat dikosongkan, maka kemungkinannya akan lebih kecil menjadi 1 banding 7.700. Posisi duduk di pesawat ini, mirip dengan bioskop.

Bioskop di Swedia, Korea Selatan, dan Prancis

Sejak pandemi melanda, bioskop di seluruh dunia sebagian besar tutup. Meski demikian, Swedia menjadi salah satu negara yang tak menutup bioskop. Di sana, bioskop tetap buka dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Pekerja membersihkan meja saat simulasi pembukaan dan peninjauan tempat hiburan bioskop CGV Cinemas di Bandung. Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Di Swedia, kasus positif corona per 26 Agustus 2020 mencapai 86.891. Menariknya, belum ada satu laporan pun tentang orang yang terinfeksi corona saat di bioskop. Berdasarkan penelusuran kumparan terhadap pemberitaan di Swedia, infeksi corona lazim terjadi di area perkantoran, restoran, bar, gym, hingga tempat karaoke.
ADVERTISEMENT
Selain Swedia, Korea Selatan saat ini juga sudah membuka bioskop. Pemerintah setempat kembali mengizinkan operasional bioskop sejak 29 April 2020. Protokol kesehatan pun dilaksanakan secara ketat.
Sejumlah boneka minions diletakkan di kursi penonton sebagai pembatas di bioskop MK2 di Paris, Prancis. Foto: Benoit Tessier/REUTERS
Di Korea Selatan, operasional bioskop dilaksanakan secara contactless. Pengunjung dibatasi hanya 50 persen dan wajib menggunakan masker. Hingga saat ini, belum ada laporan positif corona dari bioskop yang ada di Korea Selatan.
Sementara itu, hal menarik terjadi di Prancis. Kala pemerintah membuka kembali bioskop pada Juni 2020, animo publik untuk berkunjung ke bioskop ternyata sangat rendah.
Dikutip dari Forbes, pengunjung bioskop di Prancis tercatat turun 70 persen dibanding kondisi normal. Hal ini mengakibatkan sejumlah bioskop kembali tutup karena merugi.
Dalam polling yang digelar kumparan 8 Juli 2020, 82,8 persen responden mengaku enggan ke bioskop. Sementara 17,72 persennya berniat nonton. Jumlah responden mencapai 886 orang.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana denganmu?
***
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten