Jokowi Gladi upacara HUT ke-75 RI

Beda Jokowi dan Eijkman soal Kapan Vaksin Merah Putih Diproduksi

9 September 2020 8:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo mengenakan face shield dan masker saat akan menyaksikan gladi Upacara Peringatan HUT ke-75 RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (13/8). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo mengenakan face shield dan masker saat akan menyaksikan gladi Upacara Peringatan HUT ke-75 RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (13/8). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Indonesia kini tengah mengembangkan vaksin corona dalam negeri, yaitu vaksin Merah Putih. Kehadiran vaksin ini tentu saja ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia yang tengah berjuang menghadapi pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Namun, ada perbedaan pernyataan antara Presiden Jokowi dan Lembaga Biologi dan Molekuler Eijkman soal kapan vaksin tersebut dapat diproduksi.
Kepala Lembaga Biologi dan Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, pengembangan vaksin Merah Putih sudah 50 persen rampung.
"Perkembangan vaksin di Eijkman sudah mencapai 50 persen dari kegiatan yang ditugaskan ke Eijkman dari skala lab, sudah dalam posisi menunggu ekspresi protein rekombinan akan meningkat jadi antigen," kata Prof Amin dalam rapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (8/9).
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio seusai RDPU dengan Komisi VII DPR, Senin (17/2). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Proses selanjutnya adalah penyuntikan ke hewan. Amin menargetkan penyuntikan ke hewan dapat dilakukan dalam dua hingga tiga bulan ke depan.
Sementara untuk produksinya, jika penyuntikan ke hewan berhasil, maka akan lanjut ke proses uji klinis I yang diharapkan dapat dilakukan lebih awal.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan sehingga uji klinik bisa dilakukan lebih awal. Kalau yang biasa saat ini uji klinik fase 1 baru bisa dilakukan di bulan Mei 2021. Berarti penyuntikan ke manusia. Mudah-mudahan bisa lebih awal," tutur dia.
Untuk uji klinis diperkirakan membutuhkan waktu paling cepat 6 bulan. Jadi, menurut Eijkman, kemungkinan besar vaksin baru hadir di Triwulan III atau akhir 2021.
Namun, hal yang berbeda disampaikan Presiden Jokowi. Dalam rapat terbatas di Istana Bogor, Jokowi mengatakan proses pengembangan vaksin Merah Putih mencapai 30-40 persen, dan ia menargetkan produksinya dilakukan pada pertengahan tahun 2021. .
Melihat proses produksi vaksin corona di Gedung 43 Bio Farma Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
"Kita juga mengembangkan vaksin dengan strain Indonesia yang kita namakan vaksin Merah Putih yang dikerjakan konsorsium nasional kita yang melibatkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, perguruan tinggi, dan juga lembaga penelitian kita," kata Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Bogor, Selasa (1/9).
ADVERTISEMENT
"Saat ini vaksin merah putih dalam tahap pembuatan benih vaksin, atau seed vaccine, dan prosesnya sudah sekitar 30-40 persen dan direncanakan bisa diuji klinis awal tahun depan. Insyaallah siap produksi di pertengahan 2021," imbuhnya.
Sementara untuk jangka pendek, Jokowi mengungkapkan Indonesia telah mendapatkan komitmen 20-30 juta dosis vaksin di akhir tahun 2020. Jumlah dosisnya akan terus bertambah hingga akhir tahun 2021.
"Kemudian sampai akhir 2021 kita juga sudah mendapatkan komitmen rata-rata 290 juta vaksin. Karena jangkanya masih sampai akhir 2021," tuturnya.
Sementara Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan, pihaknya menargetkan proses uji klinis dimulai awal tahun depan. Dengan itu, vaksin corona buatan peneliti dalam negeri bisa selesai di Triwulan III 2021.
"Sehingga tahun depan, insyaallah, lembaga Eijkman bisa menyerahkan bibit vaksinnya kepada Bio Farma, untuk di-scale up level produksi. Dan kemudian dimulai uji klinis, tentunya uji klinis tahap 1, 2, 3," urainya.
ADVERTISEMENT
"Kita harapkan di triwulan 3 2021 harapannya kita sudah bisa memproduksi tahapan awal dari vaksin merah putih ini untuk keperluan publik," sambung dia.
Di dalam upaya pengembangan vaksin ini, kata dia, ada studi yang harus dilakukan secara teratur. Yaitu studi terkait whole genome sequencing, yang tujuannya untuk mengetahui karakter dari Sars-Cov-2.
Ia menjelaskan, whole genome sequencing ini dilakukan penelitian oleh masing-masing negara. Hasilnya lalu disampaikan kepada GISAID, yang merupakan bank data virus influenza
Dari GISAID tersebut, mereka melakukan analisa dan karakterisasi dari virus covid yang beredar di seluruh dunia.
"Saat ini, Indonesia sudah menyampaikan sekitar 34 sequence dari genome Sars-Cov-2, di mana hanya 24 yang dilakukan analisa lebih lanjut oleh GISAID. Karena 24 ini dianggap sudah memenuhi syarat sebagai whole genome sequence," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten