Bedah Dokumen KNKT: 40,43% Pesawat Jatuh di Indonesia Berusia 0-10 Tahun

15 Januari 2021 10:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses evakuasi bangkai Cessna di Sungai Cimanuk Indramayu. Foto: Dok. Polsek Cantigi
zoom-in-whitePerbesar
Proses evakuasi bangkai Cessna di Sungai Cimanuk Indramayu. Foto: Dok. Polsek Cantigi
ADVERTISEMENT
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu berusia 26 tahun. Namun faktor usia ditengarai bukanlah penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737-500 tersebut. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan pesawat berfungsi dengan baik saat mengudara.
ADVERTISEMENT
Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data,” kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/1).
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono memberikan keterangan pers hasil investigasi kecelakaan Lion Air JT 610 di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Penasaran dengan korelasi usia pesawat dan faktor keselamatan udara, kumparan memeriksa 199 dokumen investigasi kecelakaan penerbangan yang diunggah di situs knkt.go.id. Data menunjukkan ada 51 insiden pesawat jatuh di Tanah Air sepanjang tahun 2000-2020.
Lantas bagaimana hasilnya?

Usia Pesawat Jatuh

Insiden pesawat jatuh meliputi pesawat besar, pesawat kecil, dan helikopter. Dokumen investigasi KNKT merekam kecelakaan penerbangan sipil. Baik itu penerbangan komersil maupun latihan penerbangan.
Berdasarkan klasifikasi yang kami lakukan, insiden pesawat jatuh tidaklah didominasi pesawat-pesawat tua. Sebaliknya pesawat berumur muda justru lebih banyak jatuh. Kami mencatat ada 19 pesawat (40,43%) berusia 0-10 tahun yang jatuh dalam 20 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Di urutan kedua, insiden pesawat jatuh dialami oleh pesawat berusia 11-20 tahun. Jumlahnya mencapai 11 pesawat (23,40%). Baru kemudian di urutan ketiga dialami oleh 10 pesawat (21,28%) berusia 31-40 tahun.
Pesawat-pesawat yang sangat tua justru mengalami lebih sedikit kecelakaan. Terlepas dari apakah pesawat tua memang sedikit atau banyak mengudara, data menunjukkan bahwa kecelakaan pesawat berusia 41-50 tahun dan 51-60 tahun masing-masing hanya terjadi satu kali (2,13%).
Menurut pengamat penerbangan Indonesia, Alvin Lie, usia pesawat memang tidak ada korelasi dengan kelaikan udara dan faktor keselamatan. Apalagi sejauh pesawat itu menjalani perawatan secara berkala dari otoritas setempat.
"Jadi, tolong dicatat, tidak ada korelasi usia pesawat dengan keselamatan. Keselamatan korelasinya dengan kedisiplinan merawat pesawat,” kata Alvin saat dihubungi, Minggu (10/1).
Komisioner Ombudsman Alvin Lie Foto: Ainul Qalbi/kumparan
Salah satu pesawat berusia muda yang jatuh adalah Lion Air PK-LQP. Pesawat tujuan Jakarta-Pangkal Pinang itu jatuh di perairan Karawang pada 29 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Menurut dokumen investigasi KNKT, pesawat itu diproduksi di tahun yang sama. Namun KNKT tak merinci tanggal atau bulan produksi pesawat Boeing 737-8 (MAX) tersebut.
Namun berdasarkan data planespotters.net, pesawat itu baru berusia 0,2 tahun. Pesawat tersebut disebut diproduksi Agustus 2018. Lalu hancur dua bulan kemudian setelah 13 menit mengudara dari Jakarta. Ada 189 orang yang tewas akibat insiden itu.

Jam Terbang dan Usia Pilot

Selain melihat usia pesawat jatuh, kami juga melihat relasi antara jam terbang pilot terhadap jatuhnya pesawat. Hitung-hitungan ini masih didasarkan pada 51 dokumen pesawat jatuh dari KNKT.
Hasilnya pun tak begitu mengejutkan. Data menunjukkan bahwa semakin tinggi jam terbang pilot, maka risiko pesawat jatuh akan semakin kecil. Ada 21 pesawat jatuh (44,68%) yang dialami oleh pilot dengan pengalaman 0-5.000 jam terbang.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, 12 pesawat jatuh (25,53%) dialami pilot dengan pengalaman 5.001-10.000 jam terbang. Sebaliknya, pilot dengan pengalaman 25.001-30.000 jam tercatat memiliki dua kali insiden jatuh.
Meski demikian, jam terbang pilot tak selalu berbanding lurus dengan usia pilot itu sendiri. Insiden pesawat jatuh terbanyak dialami oleh pilot berusia 41-50 tahun (29,41%). Lalu ada 13 insiden yang dialami oleh pilot berusia 51-60 tahun (25,49%).
Sementara itu, Insiden pesawat jatuh paling sedikit dialami oleh pilot berusia 11-20 tahun (3,92%). Mereka merupakan pilot pelajar yang sedang menuntut ilmu di sekolah penerbangan.
Adapun pilot tertua yang mengalami insiden pesawat jatuh berusia 64 tahun. Insiden itu menimpa maskapai Intan Angkasa Air Service saat survei di Bontang, Kalimantan Timur, pada 24 Agustus 2012. Pesawat Piper PA-31-350 PK-IWH itu jatuh dan menewaskan seluruh kru dan penumpang yang berjumlah empat orang.
ADVERTISEMENT
Kemudian pilot termuda yang mengalami insiden jatuh berusia 20 tahun. Insiden itu pernah menimpa dua penerbangan yang berbeda.
Salah satu penerbangan, misalnya, terjadi pada Sekolah Penerbangan Indonesia (STPI Curug) pada 1 Desember 2010. Pilot siswa tersebut hendak latihan dari Tangerang ke Lampung, sebelum akhirnya jatuh dan meninggal dunia.
***