news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Belajar dari Long Weekend Agustus: Kenaikan Kasus Corona Sampai 118%

22 Oktober 2020 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemacetan di Puncak saat long weekend, Minggu (16/8). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kemacetan di Puncak saat long weekend, Minggu (16/8). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia akan menyambut long weekend akhir Oktober nanti (28 Oktober - 1 November). Namun, tentu saja, long weekend bukan berarti kita bisa liburan seperti sebelum di masa pandemi corona.
ADVERTISEMENT
Belajar dari long weekend sebelumnya di bulan Agustus, kasus corona melonjak tajam. Hal ini terjadi karena mobilitas masyarakat sangat tinggi. Mayoritas untuk ke tempat wisata.
Anggota tim pakar Satgas COVID-19 Dewi Nur Aisyah meminta seluruh pihak hati-hati sebelum long weekend 28 Oktober nanti. Tentunya dengan menunjukkan data-data terkait kejadian sebelumnya.
Dalam catatan tim pakar, pada long weekend Hari Kemerdekaan kemarin, terjadi kenaikan kasus yang sangat tajam. Bahkan sampai 118 persen.
"Kalau liburan Idul Fitri sampai 93 persen, ini lebih tinggi. Sampai 118 persen dari angka awalnya. Dan ada angka kenaikan absolut untuk positivity rate 3,9 persen dalam waktu dua minggu," kata Dewi dalam diskusi di BNPB, Kamis (22/10).
Pertumbuhan kasus corona pada masa long weekend Agustus-September. Foto: Satgas COVID-19
Dewi menjelaskan, data membuktikan kenaikan kasus bertepatan dengan adanya long weekend. Dihitung masa inkubasi 10-14 hari, terjadi kecocokan data.
ADVERTISEMENT
"Kenapa akhirnya tanggal 1 September? karena sudah ada impact dari 17 Agustus. Bisa kita lihat dari sebelum 17 Agustus cukup sama penambahan hariannya," ungkap Dewi.
"Tapi pada saat per pekan September kasusnya naik sampai pekan ketiga September. Jadi ini pekan 3 minggu dan jeda kenaikannya 10 sampai 14 hari," sambungnya.
Pertumbuhan kasus corona pada masa long weekend Agustus-September. Foto: Satgas COVID-19
Kita bisa melihat dari data di atas. Penambahan corona mingguan di pekan pertama sampai pekan ketiga Agustus cenderung stagnan.
Namun, ketika masuk ke bulan September kasus melonjak drastis. Dari titik awal 13.986 kasus dalam seminggu menjadi 22.056.
Di pekan keempat September kasus malah terus melonjak. Kenaikannya cukup ekstrem di angka 30.537 orang dalam 7 hari.
Dari data harian pun terlihat perbedaan mencolok. Rata-rata penambahan harian melesat dari 1.908 per hari pada pekan ketiga Agustus menjadi 4.362 kasus.
Dewi Nur Aisyah, Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19. Foto: BNPB
Kasus Naik karena Memang Penularan Meningkat
ADVERTISEMENT
Dewi juga melihat data positivity rate untuk memastikan apakah kenaikan kasus disebabkan hanya karena tes naik atau tidak. Ternyata jawabannya, tidak.
Positivity rate adalah jumlah kasus dibanding jumlah tes individu. Semakin rendah semakin baik, standar WHO di bawah 5 persen.
"Pekan ketiga masih 14,76 persen, tiba-tiba dua minggu naik di angka 18,5 persen. Artinya laju penularan bertambah. Jadi bukan karena jumlah tesnya naik tapi penularannya juga bertambah," ungkap Dewi.
"Artinya lebih banyak orang positif di tengah-tengah masyarakat," tutupnya.