Belarusia Gelar Latihan Perang Dekat Perbatasan dengan Ukraina

8 September 2022 17:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personil militer Belarusia melakukan parade di atas kendaraan tempur saat hari perayaan kemenangan atasNazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua di Minsk, Belarusia. Foto: REUTERS/Vasily Fedosenko
zoom-in-whitePerbesar
Personil militer Belarusia melakukan parade di atas kendaraan tempur saat hari perayaan kemenangan atasNazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua di Minsk, Belarusia. Foto: REUTERS/Vasily Fedosenko
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertahanan Belarusia tengah menggelar latihan militer di dekat perbatasannya dengan Ukraina pada Rabu (8/9).
ADVERTISEMENT
Latihan tersebut berlangsung di Kota Bretsk yang berdekatan dengan Polandia dan Ukraina. Aktivitas militer serupa berlangsung pula di sejumlah area di Provinsi Minsk dan Provinsi Vitebsk.
Kemhan Belarusia menjelaskan, latihan tersebut akan berakhir pada 14 September. Pihaknya mengaku sedang berlatih untuk membebaskan wilayah yang direbut 'sementara oleh musuh'.
Pasukan Belarusia akan turut berlatih menjaga perbatasan, memerangi regu pembunuh, melawan kelompok bersenjata ilegal, dan memberikan dukungan dari udara.
"Tujuan utama dari latihan ini adalah untuk mengajarkan manajemen pasukan berkelanjutan saat melakukan tugas kepada badan komando militer Angkatan Bersenjata, serta pasukan dan formasi militer lain Republik Belarusia," bunyi pernyataan Kemhan Belarusia, dikutip dari saluran resmi di Telegram, Kamis (8/9).
Dua pembom strategis jarak jauh Rusia Tu-22M3 selama latihan militer bersama dengan Angkatan Udara Belarusia di wilayah udara Belarusia, dalam foto selebaran ini yang dirilis 5 Februari 2022. Foto: Kementerian Pertahanan Belarusia/Handout via REUTERS
Kemhan Belarusia menolak mengungkap jumlah pasukan maupun peralatan militer dalam latihan itu. Sebab, pihaknya tidak memiliki kewajiban demikian berdasarkan pedoman Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE).
ADVERTISEMENT
Dokumen Wina 2011 mewajibkan pemberitahuan bila angka partisipan dan peralatan melebihi tingkat tertentu. Tetapi, Belarusia menekankan, pasukannya tidak melampaui jumlah tersebut.
Demi menjaga transparansi, Belarusia juga mengundang atase militer yang terakreditasi. Mereka akan memantau latihan militer itu.
Meski begitu, Ukraina sempat mengungkapkan kekhawatiran. Militer negara tersebut merujuk pada pernyataan terkait pembebasan wilayah di dekat perbatasan. Pihaknya menduga, Belarusia dapat menyimulasikan perebutan wilayah Ukraina.
Pasukan Ukraina lantas memperkuat pertahanan mereka di perbatasan, serta mengawasi pergerakan militer Belarusia.
"Ada kemungkinan bahwa 'wilayah yang hilang' itu bisa berarti perbatasan Ukraina di Volyn, Rivne, dan Zhytomyr," terang Wakil Kepala Departemen Operasional Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksii Hromov, dikutip dari The New Voice of Ukraine.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Foto: Alexander Astafyev/Pool via REUTERS
Hromov menggarisbawahi, Ukraina siap menghadapi segala skenario. Namun, dia menilik kemungkinan kecil dalam invasi Belarusia.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, latihan militer itu melibatkan Rusia dan anggota Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO). Artinya, latihan tersebut dapat mengundang pasukan Kazakstan, Tajikistan, Kirgistan, dan Armenia.
"Kemungkinan pergerakan musuh dari Belarusia, atau tentara Belarusia yang menyerang Ukraina, tetap rendah," ujar Hromov.
Presiden Belarusia, Aleksandr Lukashenko, mengizinkan Rusia menggunakan wilayahnya untuk menyerang Ukraina selama awal invasi pada 24 Februari. Namun, dia membantah campur tangan langsung dalam konflik tersebut.
Lukashenko menegaskan, pihaknya hanya akan menyerang bila diserang. Dia justru membalikkan tuduhan itu kepada Barat.
Pada Juli, dia mengungkap, Barat tengah bersiap untuk menyerang Rusia melalui Ukraina dan Belarusia. Barat tidak mengumumkan rencana untuk mengambil tindakan semacam itu. Namun, Lukashenko memperingatkan tentang ekspansi berlanjut oleh NATO.
ADVERTISEMENT
"Rencana strategis untuk serangan terhadap Rusia sedang dikembangkan," jelas Lukashenko, dikutip dari AFP.