Belgia Catatkan Kasus Kematian Pertama karena Vape

15 November 2019 9:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vape. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vape. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kasus kematian pertama karena vape atau rokok elektrik di Belgia terjadi bulan ini. Seorang pemuda 18 tahun di negara tersebut mengalami gagal napas dan meninggal ketika mengonsumsi vape.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, kematian pemuda bernama Raphael di Brussels ini diumumkan pada Kamis (14/10) oleh Menteri Kesehatan Belgia Maggie De Block. Raphael meninggal dunia pada 6 November lalu.
"Ada kaitannya dengan rokok elektrik. Tidak ada penjelasan lain seperti radang paru-paru pada pasien ini," kata De Block di parlemen Belgia.
Dalam penyelidikan awal, Raphael diduga mencampurkan cairan nikotin pada vape dengan cannabidiol (CBD) yang berasal dari tanaman ganja. Di Belgia, produk ini dijual di pasar gelap dengan campuran zat-zat berbahaya.
Ilustrasi vape. Foto: REUTERS/Daniel Becerril
"Penyelidikan akan dilakukan untuk menemukan zat-zat apa yang digunakan," kata De Block.
Sebelumnya kasus kematian serupa terjadi di Amerika Serikat. Vape di AS dianggap mematikan karena mengandung zat vitamin E asetat pada minyak tembakaunya.
ADVERTISEMENT
Vitamin E asetat banyak digunakan pada produk makanan, suplemen, dan kosmetik, namun bisa fatal jika diisap ke paru-paru. Sebanyak 39 orang meninggal dunia di AS dalam kasus ini, lebih dari 2.000 menderita sakit.
Pada Juli lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan rokok elektronik berbahaya dan tidak bisa digunakan untuk terapi menghentikan merokok.