Bennett Setuju Pawai Israel di Yerusalem, Konflik Baru dengan Hamas Mengancam

15 Juni 2021 12:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang berselebrasi setelah parlemen Israel memberikan suara dalam pemerintahan koalisi baru, di Rabin Square di Tel Aviv, Israel, Minggu (13/6). Foto: Corinna Kern/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang berselebrasi setelah parlemen Israel memberikan suara dalam pemerintahan koalisi baru, di Rabin Square di Tel Aviv, Israel, Minggu (13/6). Foto: Corinna Kern/REUTERS
ADVERTISEMENT
Baru beberapa jam menduduki kursi pemerintahan Israel, kabinet yang dipimpin Naftali Bennett sudah menghadapi potensi adanya perselisihan baru dengan Palestina.
ADVERTISEMENT
Hal ini disebabkan oleh Pemerintahan Bennett, pada Senin (14/6), menyetujui berlangsungnya pawai nasionalis Yahudi di Yerusalem, yang dijadwalkan akan berlangsung pada Selasa (15/6).
Dikutip dari Reuters, para nasionalis Israel tersebut akan melakukan pawai ke dalam dan di sekitar Kota Tua di Yerusalem Timur. Lokasi itu masih diliputi tensi yang tinggi sejak bentrok antara Israel dan Hamas pada pertengahan Mei lalu.
Kompleks Masjidil Aqsa di Yerusalem, Palestina. Foto: Pixabay
Usai melakukan pertemuan dengan kepala kepolisian dan pihak berwenang lainnya, Menteri Keamanan Internal Israel baru, Omer Barlev, menyetujui berlangsungnya pawai tersebut. Ia mengatakan, polisi sudah sepenuhnya siap.
“Upaya-upaya [hebat] telah dilakukan untuk menjaga tiang pancang kehidupan dan keamanan masyarakat,” tegas Barlev, seperti dikutip dari media lokal Israel, dilansir Reuters.
Masih belum jelas apakah para peserta akan diizinkan untuk masuk ke Kompleks Masjid Al-Aqsa, pusat keagamaan umat Islam yang juga berlokasi di Kota Tua.
Orang-orang berselebrasi setelah parlemen Israel memberikan suara dalam pemerintahan koalisi baru, di Rabin Square di Tel Aviv, Israel, Minggu (13/6). Foto: Corinna Kern/REUTERS
Rute pada pawai awal yang direncanakan berlangsung pada 10 Mei lalu diubah pada menit-menit terakhir, setelah melihat tensi antara Israel dengan Hamas dan warga Palestina semakin meningkat, disusul dengan saling serang antara Israel dan Hamas.
ADVERTISEMENT
Sayap kanan Israel akhirnya menjadwal ulang pawai mereka usai adanya gencatan senjata pada akhir Mei lalu.
Pasukan keamanan Israel mengamankan seseorang di kompleks Masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Minggu (11/8). Foto: AFP/AHMAD GHARABLI
Hamas memperingatkan akan adanya korban jiwa berjatuhan jika pawai ini tetap dilaksanakan. Media Israel mengabarkan, militer telah melakukan persiapan jika seandainya terjadi kericuhan dan bentrok.
Khawatir dengan adanya pawai bendera dan kemungkinan terjadinya perlawanan dari warga Palestina, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem memerintahkan staf serta anggota keluarganya untuk menghindari Kota Tua Yerusalem.

Peringatan dari Palestina

Anggota Brigade Ezz-Al Din Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas Palestina, ambil bagian dalam parade militer di Rafah di Jalur Gaza Foto: Said Khatib / AFP
Faksi Palestina telah menyerukan 'hari kemarahan' terhadap acara tersebut, kenangan bentrokan dengan polisi Israel dianggap masih segar bulan lalu di kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem.
"Ini adalah provokasi rakyat kami dan agresi terhadap Yerusalem kami dan tempat-tempat suci kami," kata Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh.
PM Palestina Mohammad Shtayyeh. Foto: Abbas Momani/ AFP
Sebagaimana diketahui, orang-orang Palestina menginginkan Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua, menjadi ibu kota negara yang ingin mereka dirikan di Tepi Barat dan Gaza yang saat ini diduduki Hamas.
ADVERTISEMENT
Israel mengeklaim Yerusalem Timur sebagai wilayahnya namun belum mendapat pengakuan internasional. Israel merebut daerah itu dalam perang tahun 1967, menganggap seluruh kota sebagai ibu kotanya.