Benny Rhamdani: Rekrutmen PMI Ilegal Mulai Sasar Masyarakat Berpendidikan Tinggi

20 November 2023 20:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani Foto: Intan Alliva/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani Foto: Intan Alliva/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, menyebut tren rekrutmen Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal mulai bergeser dari yang semula menyasar masyarakat berpendidikan rendah menjadi masyarakat berpendidikan tinggi.
ADVERTISEMENT
Benny pun mencontohkan kasus yang terjadi di Thailand, Kamboja, dan Myanmar.
"Ini ada pergeseran tren. Dulu kan mereka yang menjadi korban PMI ilegal seolah buruh kasar berpendidikan rendah," kata dia kepada wartawan di Pangalengan, Kabupaten Bandung, pada Senin (20/11).
"Tapi kalau sekarang seperti kasus di Thailand, Kamboja, Myanmar itu justru yang jadi korban itu orang yang memiliki pendidikan tinggi. Bahkan korban ini mengetahui bahwa itu adalah ilegal," lanjut dia.
Benny menambahkan terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan masyarakat berpendidikan tinggi tergiur untuk menjadi pekerja secara ilegal yakni tingginya upah yang diberikan dan fasilitas yang diberikan.
"Namun yang menjadi pemicunya adalah besarnya upah yang ditawarkan. Bahkan mereka berangkat melalui pesawat," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Selain tren tersebut, sambung Benny, tren lainnya yang mulai muncul yakni titik keberangkatan pekerja migran ilegal yang semula dari kota besar beralih menjadi ke wilayah terpencil.
"Teori kejahatan itu selalu satu langkah di depan hukum. Jadi apa pun negara menyiapkan regulasi, proteksi, dan lain sebagainya, sindikat ini selalu mencari celah," ucap dia.
Atas adanya berbagai persoalan itu, sambung Benny, pihaknya meminta kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono agar lebih gencar melakukan penindakan. Belakangan ini, dia menyebut penindakan belum menyentuh pada penjahat kelas kakapnya.
"Ada pencegahan dari hulu mulai dari sosialisasi proteksi. Ada juga pencegahan di pintu-pintu keluar secara ketat. Ini masalah gampang kok. Sepanjang tidak ada oknum aparat yang terlibat sebetulnya upaya untuk mencegah itu mudah. Apalagi untuk menangkap," kata dia.
ADVERTISEMENT