Bentrokan Polisi dan Gerilyawan Anti-Pemerintah di Tajikistan Tewaskan 9 Orang

18 Mei 2022 21:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara Tajikistan. Foto: Vyacheslav Oseledko/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Tajikistan. Foto: Vyacheslav Oseledko/AFP
ADVERTISEMENT
Kementerian Dalam Negeri Tajikistan melaporkan, pasukan keamanan telah menewaskan delapan gerilyawan anti-pemerintah dan menahan lebih dari 70 orang dalam kerusuhan pada Rabu (18/5/2022).
ADVERTISEMENT
Seorang perwira lainnya juga dilaporkan tewas akibat bentrokan yang terjadi di Provinsi Gorno-Badakhshan. Wilayah itu berbatasan langsung dengan Afghanistan dan China. Sehingga jumlah korban jiwa mencapai sembilan.
Tajikistan telah meluncurkan 'operasi anti-teror' di wilayah yang bergolak tersebut. Namun, bentrokan telah berhasil diredam saat ini.
"Lembaga penegak hukum telah memulai operasi anti-teror," tutur Kemdagri Tajikistan, dikutip dari The Defense Post, Rabu (18/5/2022).
Langkah itu ditempuh pemerintah setelah para gerilyawan menyerang operasi keamanan dengan senjata api dan bom molotov. Serangan kelompok itu telah mengakibatkan satu orang perwira tewas dan 13 tentara lainnya luka-luka.
Kemdagri mengatakan, bentrokan itu bermula dari pemblokiran jalan. Sekitar 200 anggota kelompok kriminal terorganisir memblokir jalan yang menghubungkan Tajikistan dan China. Mereka berupaya mengacaukan situasi sosial dan politik.
ADVERTISEMENT
Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon. Foto: AFP/Lakruwan Wanniarachchi
Operasi keamanan digelar pemerintah sejak bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan di ibu kota Provinsi Khorog. Satu pengunjuk rasa tewas oleh polisi saat kejadian pada 2021 itu.
Para demonstran menuntut pengunduran diri pemerintah provinsi yang ditunjuk oleh Presiden Tajikistan, Emomali Rakhmon.
Rakhmon telah berkuasa sejak 1994. Dia mengkonsolidasikan kekuasaan dan mengesampingkan saingan politik dan kelompok oposisi secara bertahap.
Puluhan orang telah tewas dalam pertempuran antara kelompok bersenjata sipil dan pasukan pemerintah di Gorno-Badakhshan pada 2012 dan 1990-an.
Pertempuran terjadi ketika provinsi tersebut, yang penduduknya secara etnis berbeda dari warga Tajikistan lainnya, mencoba untuk mendapatkan kemerdekaan dari Dushanbe.
Penulis: Sekar Ayu.