Berebut Hati Rizieq

28 Mei 2018 8:59 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rizieq Syihab dan politikus PDIP Erwin Moeslimin. (Foto: Dok. Erwin Moeslimin Singajuru)
zoom-in-whitePerbesar
Rizieq Syihab dan politikus PDIP Erwin Moeslimin. (Foto: Dok. Erwin Moeslimin Singajuru)
ADVERTISEMENT
Ada Taufiq Kiemas di balik keputusan politisi PDIP Erwin Moeslimin Singajuru menemui Habib Rizieq Syihab di Mekkah pada suatu malam, April lalu.
ADVERTISEMENT
Erwin mengenang sikap mendiang suami Megawati itu. Ia tak pernah menutup atau membatasi diri pada siapa pun. Taufiq ramah bukan hanya pada mereka yang sekubu dengannya, tapi juga pada mereka yang berada di seberang, para rival politiknya.
“Pak Taufiq Kiemas itu mengajarkan, kami harus duduk sama-sama dengan musuh sekali pun,” kata Erwin kepada kumparan di Kuningan, Jakarta Selatan.
Memori itulah yang memenuhi kepala Erwin saat bersama Ketua FPI DKI Jakarta, Habib Muchsin Alatas, menemui Rizieq Syihab. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar empat setengah jam itu, Erwin merasa bertemu seorang kawan lama. Reuni.
“Habib Rizieq itu punya faktor yang perlu menjadi pertimbangan untuk kebaikan. Jangan dimusuhi, jangan melihat Habib Rizieq itu 25 tahun yang lalu. (Di) 212 itu banyak yang mencintainya,” kata Erwin, yang mengaku menemui Rizieq tanpa perintah partai maupun Istana.
ADVERTISEMENT
Erwin hanyalah satu dari yang banyak. Ya, banyak orang sengaja menyempatkan diri menemui Rizieq di Mekkah, mulai dari ulama, politikus, hingga utusan Istana.
Sejumlah sumber kumparan menyebut, beberapa orang di lingkaran pemerintahan Jokowi berkali-kali menemui Rizieq di Mekkah, antara lain Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Budi Gunawan.
Tentu saja, pertemuan-pertemuan yang macam itu berlangsung tertutup. Pun demikian tujuannya. Jokowi, menurut sumber itu, menganggap Rizieq penting untuk dirangkul.
Istana tak menutup mata, bahwa meski Rizieq berada jauh di Arab Saudi, sosoknya masih ampuh menggiring opini massa di Indonesia.“Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak,” kata pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, beranalogi.
Rizieq Syihab. (Foto: AFP/BAY ISMOYO)
zoom-in-whitePerbesar
Rizieq Syihab. (Foto: AFP/BAY ISMOYO)
Kartu As Oposisi
ADVERTISEMENT
Di seberang pemerintah, posisi Habib Rizieq memang penting. Ia kadung menjadi simbol kemenangan politik dengan kemampuan membolak-balik semua ramalan. Maka, tak heran apabila berbagai pihak dari partai oposisi pemerintah satu per satu merapat ke Rizieq dan kelompok asosiasinya menjelang 2019.
Tokoh politik amat sering berdatangan ke kediaman Rizieq. Belum lama ini, misalnya, Wakil Ketua Umum PAN Eko Patrio.
“Kangen-kangenan. Bercanda-bercanda aja sambil makan dodol, minum kopi Arab, silaturahmi. Beliau mendoakan Indonesia lebih baik lagi,” kata Eko.
Sebelum Eko, politisi partai lain telah lebih dulu mengunjungi Rizieq. Juni 2017, sebulan setelah Rizieq pergi umrah dan tak kembali, dua elite PKS yakni Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini dan Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al-Jufri berkunjung ke Makkah.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan tersebut, Rizieq menitip pesan kepada PKS akan bahaya bangkitnya komunisme di Indonesia--isu yang kerap disematkan lawan politik pada Jokowi.
Agustus 2017, giliran Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang bertandang ke kediaman Rizieq di Mekkah. Politikus Gerindra itu secara khusus membahas kelanjutan kasus Balada Cinta Rizieq yang menimpa sang Imam Besar.
“Kasus dibuat-buat saja. Kriminalisasi. Masa urusan chatting kaya begitu, enggak jelas,” kata Fadli Zon.
Selanjutnya Maret 2018, kunjungan Andre Rosiade, Wasekjen Partai Gerindra, berujung pesan strategis dari sang Imam Besar FPI.
Kepada Andre, Rizieq menitipkan amanat khusus agar empat “partai umat”--PKS, Gerindra, PAN, PBB--berkoalisi dalam Pemilu Presiden 2019.
“Yang penting kita bisa menang,” kata Andre menyampaikan pesan Rizieq.
Habib Rizieq saat berorasi di tengah Aksi 212. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Habib Rizieq saat berorasi di tengah Aksi 212. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Pengaruh Rizieq
ADVERTISEMENT
Pengaruh Rizieq pada sebagian massa Islam tanah air tak bisa diremehkan. Lewat momentum Aksi 411 dan 212 melawan mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Rizieq menabalkan diri sebagai simbol nomor satu umat Islam melawan rezim yang dinilai tiran, utamanya pada Islam dan ulama.
“Sebelum peristiwa 411 dan 212, kebanyakan penilaian tentang Habib Rizieq itu kan negatif, dianggap main hakim sendiri, dianggap puritan,” ujar Qodari.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, citra Rizieq berubah hingga mampu diterima lebih banyak kalangan.
“Dia menjadi ‘imam besar’ atau di-‘imam besarkan’ pasca-411 dan 212. Itu salah satu proses transformasi yang unik sekali, bagaimana figur yang sama, dengan karakteristik yang sama, kemudian mendapatkan penilaian berbeda,” kata Qodari.
ADVERTISEMENT
Usai Pilkada DKI Jakarta, pengaruh Rizieq terus terasa. Massa pendukungnya pada berjilid-jilid aksi umat sepanjang 2016-2017 merapatkan barisan. Mereka membentuk wadah alumni peserta gerakan bernama Presidium Alumni 212, yang mulai akhir Januari 2018 berubah jadi Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Alumni 212. (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alumni 212. (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
Persaudaraan Alumni 212 mengatakan, mereka telah mendapat mandat dari Rizieq untuk melanjutkan pergerakan. Di sini, Rizieq berperan sebagai Ketua Dewan Pembina Pengurus Pusat PA 212. Misi mereka satu: merumuskan komposisi capres-cawapres guna didukung pada Pemilu 2019.
Untuk mencapainya, konsolidasi demi konsolidasi dilakukan pengurus PA 212 secara rutin. Khusus soal arah dukungan di Pilpres 2019, Rapat Koordinasi Nasional PA 212 pada Selasa (29/5) diharapkan menjadi jawaban.
Sementara Penasihat PA 212 sekaligus Sekjen Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Muhammad Al Khaththath, menyebut pihaknya terus berkonsolidasi dengan “partai umat” pilihan Rizeq yang didorong untuk berkoalisi.
ADVERTISEMENT
Al Khaththath berharap, nantinya PA 212 dan empat partai pilihan Rizieq mau berkompromi dan satu suara dalam mengeluarkan nama calon presiden dan wakil presiden.
Rizieq di Pusaran Massa 212 (Foto: Basith Subastian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rizieq di Pusaran Massa 212 (Foto: Basith Subastian/kumparan)
Segala Kemungkinan
Kekuatan massa di belakang Rizieq tentu tak bisa diabaikan. Terlebih bagi Istana, yang tak ingin kekalahan petahana di Pilkada DKI 2017 terulang kembali pada 2019. Itu sebabnya pemerintah diam-diam mengirimkan utusan.
Yang juga berperan penting sebagai mediator antara Jokowi dan Rizieq adalah Usamah Hisyam, Ketua Tim 11 Ulama Alumni 212 yang juga memimpin pertemuan para ulama dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, April 2018.
Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) yang juga pengusaha di bidang media itu sudah tiga kali bolak balik Indonesia-Arab Saudi untuk menjembatani komunikasi kedua kubu.
ADVERTISEMENT
Rizieq sendiri menyambut baik upaya pendekatan Istana. “Pak Usamah, pertemuan dengan Presiden ini penting, supaya kita bisa tahu sikap langsung Presiden,” kata Usamah mengulang pernyataan Rizieq.
Novel Bamukmin mengatakan, Rizieq tak pernah sepenuhnya menutup pintu bagi Jokowi. Malah, bisa saja PA 212 mendukung Jokowi. Namun, dukungan tentu ada ‘harganya’.
“Boleh saja kami nanti rekomendasi (Jokowi menjadi capres pilihan PA 212), mungkin Jokowi tobat, setop kriminalisasi ulama, tidak mendukung LGBT, tidak mendukung daripada paham komunis, tidak membela penista agama,” ujar Novel.
Habib Rizieq saat diperiksa soal kasus makar. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Habib Rizieq saat diperiksa soal kasus makar. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Meski tarik-menarik pengaruh Rizieq oleh sejumlah kekuatan terus berlangsung, sampai saat ini Rizieq belum benar-benar menyematkan dukungan pada salah satu capres.
Musyawarah Kerja Nasional PA 212 yang akan digelar pertengahan Agustus akan jadi momen penting untuk mengetahui ke arah mana doa-doa Rizieq dan pilihan massa Alumni 212 dijatuhkan.
ADVERTISEMENT
“Siapa yang akan dipilih Habib Rizieq, itulah yang akan kami dukung, kami perjuangkan, kami kampanyekan. Kami ikut komando Habib Rizieq,” tutup Novel.
------------------------
Ikuti rangkaian kisah Menjinakkan Rizieq di Liputan Khusus kumparan.