Beredar Foto Masker Berlogo Khusus untuk Tunarungu

9 Februari 2021 14:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Masker Katup Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Masker Katup Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Beredar sebuah masker dengan logo khusus untuk tunarungu. Dalam unggahan yang beredar, masker tersebut mirip dengan masker medis. Hanya saja, ada logo bergambar telinga dan alat bantu dengar yang berbentuk kotak.
ADVERTISEMENT
Unggahan itu juga disertai keterangan:
Mohon menyebarluaskan logo di masker ini. Logo ini menandakan pemakainya tuna rungu, atau mempergunakan alat dengar. Karena pandemi covid19 prokes mempergunakan masker, maka kaum tuna rungu ini tidak dapat membaca gerak bibir kita, sehingga jangan sampai ada salah komunikasi.
Tidak ada gunanya masker dengan logo ini diproduksi, kalau masih banyak yang tidak mengerti. Saudara2 kita kaum Tuna rungu akan terbantukan dengan sosialisasi ini. Terima kasih atas pengertian dan kerjasamanya. Tetap bersih sehat dan bahagia, Aamiin.
Terkait beredarnya informasi tersebut, Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Gufron Sakaril membenarkan logo itu untuk masker tunarungu.
"Setahu saya itu masker untuk tunarungu," ujar Gufron kepada kumparan, Selasa (9/2).
ADVERTISEMENT
Meski begitu, masker tersebut masih terbatas di kalangan komunitas. Ia menambahkan, belum ada di pasaran.
Menurutnya, penggunaan logo itu baik dan inovatif yang bisa digunakan tunarungu untuk mempermudah mengenali mereka.
"Sehingga jika ada orang yang berinteraksi dengan tunarungu/tuli masyarakat akan lebih mengenal mereka. Dengan masker logo tunarungu/tuli juga sebagai bentuk dalam mematuhi protokol kesehatan," pungkasnya.
Pengajar menggunakan bahasa isyarat kepada sejumlah anak penyandang tuli saat pelatihan kisah dalam isyarat di Masjid Baitul Falihin, Karawang, Jawa Barat, Minggu (8/9). Foto: ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Penyandang Disabilitas (DPP PPDI) DKI Jakarta, Didi Leindert, mengatakan, secara pribadi, tidak perlu ada labelisasi masker demi keamanan pengguna. Sebab, kata Didi, bisa jadi ada pengguna yang sebenarnya tidak tuli.
"Saya sudah cek pengusaha tuli terbesar di Indonesia katanya belum pernah bikin yang seperti itu. Jadi tidak ada pendukung keputusan," ujar Didi, Selasa (9/2).
ADVERTISEMENT
Bahkan, lanjut Didi, organisasi sosial di tingkat nasional, baru tahu soal logo masker tersebut.
"Selama temen-temen tuli tidak protes ya OK. Sekarang saya tanya kalau digunakan untuk maling lalu terekam CCTV apa jawabnya," ujarnya.