news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Berkah Ramadhan, 7 Pasangan Nikah Massal Gratis di Semarang

12 April 2022 17:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
7 pasangan yang mengikuti acara nikah masal gratis di kantor Kecamatan Genuk. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
7 pasangan yang mengikuti acara nikah masal gratis di kantor Kecamatan Genuk. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Raut wajah Andon Sacipto (40) dan Dewi Indah Sriutami (22) terlihat semringah. Pasangan dengan jarak umur 22 tahun ini resmi mengikat janji suci mereka lewat acara nikah massal.
ADVERTISEMENT
Tak hanya Andon dan Dewi, enam pasangan nikah massal yang digelar kantor Kecamatan Genuk Kota Semarang juga merasakan kebahagiaan yang sama.
Mereka mengikat janji suci tanpa harus mengeluarkan uang sepeser pun. Sebab, pelayanan pernikahan mulai dari make up hingga ijab kabul semuanya gratis.
Saat ditemui awak media, Andon sangat bersyukur sebab segala urusan pernikahan dimudahkan bahkan dimodali.
"Ini cuma ngasih data dan ngisi data saja. Alhamdulillah bersyukur sekali," ujar Andon, Selasa (12/4).
Ia mengatakan sudah sejak lama ia ingin menikahi Dewi. Info nikah gratis ini pun ia dapatkan dari PKK.
7 pasangan yang mengikuti acara nikah masal gratis di kantor Kecamatan Genuk. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
"Tahu info ini dari PKK. Semuanya gratis, sampai mahar juga gratis sudah disiapkan," ucap dia.
Hal senada juga diungkapkan, Widianto (29) dan Yudia (28). Pasangan ini sebenarnya telah menikah siri dan memiliki satu orang anak, ketiadaan biaya menjadi kendala untuk menikah secara resmi.
ADVERTISEMENT
"Senang sekali ada program ini, saya sangat berterima kasih karena semuanya gratis. Pakaian, make up, sampai mahar," ungkap Widianto.
7 pasangan yang mengikuti acara nikah masal gratis di kantor Kecamatan Genuk. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Kepala Kanwil Kemenag Kota Semarang, Mukhlis mengatakan pihaknya mendukung pelaksanaan nikah massal karena merupakan program yang baik.
"Di program ini kementerian agama memfasilitasi. Kami sangat mendukung, apalagi di tengah kondisi pandemi seperti ini, tapi tetap dengan protokol kesehatan," jelas dia.
Menurut dia, selama bulan Ramadhan tidak banyak pasangan yang menikah. Namun, jumlah itu akan melonjak ketika memasuki bulan Syawal.
"Kalau Ramadhan ya sedikit yang menikah sepi. Tapi nanti pas Syawal bisa meningkat," kata dia.
Sementara itu, Direktur Anantaka, Tsania Tisa Solihah menjelaskan, peserta nikah massal merupakan warga yang tidak mampu secara ekonomi.
ADVERTISEMENT
"Hari ini para peserta nikah massal merupakan warga tidak mampu yang difasilitasi pemukiman oleh Pemkot Semarang di daerah Genuk untuk bisa menikah," jelas dia.
Namun, lanjut dia, selain biaya masih banyak warga yang tidak memiliki dokumen-dokumen kependudukan yang lengkap. Sehingga, hal ini membuat proses untuk menikah semakin panjang.
"Peserta ada yang sudah rumah tangga tapi belum nikah sah. Kemudian kita buat program nikah massal. Butuh perjalanan panjang karena tidak punya dokumen kependudukan. Jadi urus akta dulu dan lainnya. Ada juga yang masih digantung pasangannya, tidak dicerai, tapi sudah tidak tahu di mana orangnya," kata Tsania.