Berkarya Gagal ke DPR Versi Quick Count, Bagaimana Nasib 'Cendana'?

25 April 2019 20:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Titiek Soeharto pindah ke Partai Berkarya. Foto: Antara Foto/Andreas Fitri A.
zoom-in-whitePerbesar
Titiek Soeharto pindah ke Partai Berkarya. Foto: Antara Foto/Andreas Fitri A.
ADVERTISEMENT
Keluarga besar Presiden kedua RI Soeharto, alias Keluarga Cendana, punya ambisi besar mewarnai parlemen DPR RI melalui Partai Berkarya yang dipimpin putra mahkota Cendana, Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto).
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung, tokoh-tokoh disiapkan dalam pertarungan memenuhi minimal suara 4 persen secara nasional sebagai tiket agar bisa melenggang ke Senayan. Di antaranya Tommy yang memilih nyaleg dari Papua, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) yang sebelumnya menjadi anggota DPR dari Golkar, maju mengikuti adiknya di Berkarya dapil Yogyakarta.
Titiek Soeharto saat pindak ke Partai Berkarya. Foto: Antara Foto/Andreas Fitri A.
Kemudian masih keluarga Cendana, yaitu mantu Mba Tutut: Raslinna Rasidin yang maju dari dapil DKI III dan Muhammad Ali Reza yang maju dari dapil DKI I. Lalu ada tokoh lain Priyo Budi Santoso, elite Partai Golkar dan eks pimpinan DPR yang terbujuk maju di Pileg 2014 dari Partai Berkarya.
Ada juga tiga artis di Partai Berkarya yaitu Siti Anissa Tri Hapsari yang maju dari dapil Jawa Tengah I, Donny Kesuma maju dari dapil Jawa Barat XI, dan Sultan Pasha Djorghi di dapil Jawa Barat VIII, serta nama lainnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mendongkrak suara, partai berlambang pohon beringin itu bergabung dalam barisan koalisi capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk Pilpres 2019. Namun, segala upaya keluarga Cendana dan para calegnya untuk bertahta di DPR diprediksi kandas di Pileg 2019.
Seluruh lembaga survei yang menggelar quick count, memprediksi Partai Berkarya gagal memenuhi ambang batas 4 persen suara nasional. Paling besar perolehan Berkarya dicatatkan oleh LSI Denny JA sebesar 2,41 persen. Angka itu pun bisa diimbangi oleh partai berisi para politikus 'kemarin sore', Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Lalu bagaimana nasib keluarga Cendana dengan perolehan tersebut?
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu mengatur keberadaan partai politik di DPR melalui para calegnya, didasarkan pada minimal perolehan suara nasional sebesar 4 persen, atau sekitar 6 juta suara secara nasional.
ADVERTISEMENT
Jika tidak memenuhi batas minimal itu, maka otomatis berapa besar pun suara calegnya, karena partai tak masuk DPR, maka caleg-caleg DPR Berkarya dianggap gugur. Sebagai catatan, di Pileg 2014 Titiek Soeharto lolos ke DPR dengan 61.665 suara.
Lalu ke mana suara Tommy Soeharto, Titiek Soeharto, Priyo dan para caleg Berkarya di Pileg 2019 yang diprediksi gagal itu? Tak dianggap.
Berikut aturannya di UU Pemilu:
"Partai politik peserta pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling sedikit 4 persen dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan kursi anggota DPR," bunyi Pasal 414 Ayat 1.
"Dalam hal penghitungan perolehan kursi DPR, suara sah setiap partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan suara dibagi dengan bilangan pembagi 1 dan diikuti secara berurutan oleh bilangan ganjil 3, 5, 7, dan seterusnya," bunyi Pasal 415, Ayat 2.
ADVERTISEMENT
Meski suara caleg DPR Partai Berkarya dianggap gugur tak diperhitungkan, namun partai pimpinan Tommy itu tetap mendapat kursi untuk tingkat DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
Pasalnya, tidak ada syarat harus memenuhi minimal 4 persen suara sah. Semua parpol akan langsung diikutkan dalam penghitungan kursi. Jika suara Berkarya cukup, maka akan dapat kursi.
Berkarya Yakini Keajaiban
Merespons data quick count, Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso, masih meyakini partainya bisa lolos. Priyo menunggu hasil rekapitulasi suara resmi KPU yang saat ini masih berada di tingkat kecamatan.
"Tunggu saja nanti hitungan manual, kita masih meyakini ada keajaiban dan kita bisa lolos di atas 4 persen. Mudah-mudahan, kan ini masih berlangsung," ucap Priyo saat dikonfirmasi, Kamis (25/4).
ADVERTISEMENT
Priyo berharap masyarakat tidak terkecoh dengan hasil quick count karena prediksinya tidak 100 persen tepat. Begitu juga dalam hal Berkarya memandang quick count Pilpres 2019, bisa jadi meleset.
"Ya kita optimistis saja sambil jalan, karena ini memang persaingan sangat ketat ya. Kami meyakini mudah-mudahan pada penghitungan manual Berkarya bisa lolos dari threshold 4 persen," pungkasnya.