Berkenalan dengan Joko Avianto yang Karya Seni Bambunya Mejeng di HI

15 Agustus 2018 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies tinjau Seni Bambu di Bundaran HI, Rabu (15/8). (Foto: Instagram/@aniesbaswedan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies tinjau Seni Bambu di Bundaran HI, Rabu (15/8). (Foto: Instagram/@aniesbaswedan)
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui akun media sosialnya memamerkan karya seni dari bambu yang baru dipasang di kawasan Bundaran HI. Karya seni ini dibuat oleh seniman lokal Joko Avianto.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan, Joko bercerita ia diberitahu secara mendadak oleh Anies untuk membuat sebuah karya seni di lokasi tersebut. Diakuinya, mulai dari tahapan pemberian konsep dari Anies hingga selesai proses eksekusi membutuhkan waktu kurang dari satu bulan.
"Sebenarnya beliau sendiri yang meminta karya ini hadir di lokasi tersebut, karena memang itu sudah direncanakan. Sangat mendadak sih," ungkap Joko Avianto saat dihubungi, Rabu (15/8).
"Ide itu muncul sekitar satu bulan terakhir. Tapi eksekusinya dua minggu terakhir dan pekerjaannya baru seminggu terakhir. Ya sebulan kuranglah," imbuhnya.
Instalasi seni berbahan bambu karya Joko Avianto, Rabu (15/8/18). (Foto: Nadia K Putri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Instalasi seni berbahan bambu karya Joko Avianto, Rabu (15/8/18). (Foto: Nadia K Putri/kumparan)
Pria berusia 42 tahun ini merupakan lulusan jurusan seni patung Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus pada tahun 2001. Ia kemudian melanjutkan S2-nya di kampus yang sama dan lulus tahun 2005.
ADVERTISEMENT
Saat ini, ia sedang mengajar di Institut Seni Budaya Indonesia di Bandung. Ia bercerita pertama kali menggelar pameran pada tahun 2001. Namun, ia baru menggunakan bambu sebagai bahan karyanya dua tahun kemudian.
"Saya pameran pertama tahun 2001. Cuma mulai pakai bambu tahun 2003. Kalau karya yang jadi insipirasi banyak ya seniman luar dan dalam negeri. Kalau dalam negeri ada I Nyoman Nuarta, Pak Edi Sunaryo, Rita Widagdo. Kalau internasional juga banyak," ungkap dia.
Sehari-hari ia banyak membuat karya di studionya yang terletak di Cimahi, Jawa Barat. Joko juga mengakui setiap karyanya memiliki desain yang berbeda-beda, namun tetap bambu yang menjadi ciri khasnya.
"Jumlah bambunya beda, bentuknya beda, treatment dan uangnya beda. Sampai detailnya beda, nemu teknik baru dan lainnya. Tapi memang modulnya sih sama, bambu yang di-slice. Itu signature-nya, ciri saya," kata Joko Avianto.
Anies tinjau Seni Bambu di Bundaran HI, Rabu (15/8). (Foto: Instagram/@aniesbaswedan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies tinjau Seni Bambu di Bundaran HI, Rabu (15/8). (Foto: Instagram/@aniesbaswedan)
Joko pertama kali bertemu Anies saat kegiatan "Frankfurt Book Fair" tahun 2015, saat Anies masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Anies yang terkesima dengan karya Joko kemudian bulan Juli lalu memintanya untuk membuat karya seni bambu di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Mungkin ingat ada satu lahan sebenarnya mau dikembangkan, satu titik di HI ini mau dikembangkan untuk jadi seni kontemporer. Itu yang saya pegang untuk ke depannya. Itu kata ajudannya, dan Pak Gubernur mengiyakan juga," tutur Joko Avianto.
Ia menjelaskan, karyanya dibuat untuk menyambut Asian Games dan HUT ke-73 RI yang jatuh pada bulan yang sama. Narasi itulah yang coba ia tuangkan dalam karya seni bambu yang memang menjadi spesialisasinya.
Joko mengaku bentuk karyanya terinspirasi dari tali tambang, yang merupakan simbol kekuatan dan persatuan, sesuai dengan pesan yang ingin dibawa Anies untuk masyarakat.
Anies tinjau Seni Bambu di Bundaran HI, Rabu (15/8). (Foto: Instagram/@aniesbaswedan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies tinjau Seni Bambu di Bundaran HI, Rabu (15/8). (Foto: Instagram/@aniesbaswedan)
"Abstraknya dari bentuk tambang sih, jadi simbol persatuan dan kekuatan. Materialnya (bambu) sendiri membawa misi kerakyatan, kesederhanaan dan material ini menjanjikan kalau di seni rupa kontemporer. Seperti yang saya lakukan itu bisa menjadi high art," jelas Joko.
ADVERTISEMENT
Untuk menyelesaikan karya seninya, Joko Avianto kurang lebih menggunakan 1.500-1.600 bambu yang dibawa langsung dari Bandung. Proses pengerjaan berlangsung selama satu minggu dan melibatkan 10 pekerja. Tak hanya itu, karyanya juga ditopang oleh 73 bambu penyangga yang sekaligus mengartikan Indonesia yang akan berusia 73 tahun.
"Itu ditopang sama 73 bambu yang khusus dibuat tahun ini. Ulang tahun Indonesia ke-73, ada pesan-pesannya," ucap bapak dua putra ini.
Instalasi seni berbahan bambu karya Joko Avianto, Rabu (15/8/18). (Foto: Nadia K Putri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Instalasi seni berbahan bambu karya Joko Avianto, Rabu (15/8/18). (Foto: Nadia K Putri/kumparan)
Terkait biaya, Joko Avianto enggan menyebutkannya dan berharap masyarakat lebih mementingkan soal pesan yang ingin disampaikan melalui karyanya. Namun yang pasti, ia sangat bangga karyanya bisa ditempatkan di patung-patung lainnya.
"Saya sangat beruntung karena satu line dengan patung lainnya. Patung Arjuna Wiwaha, terus patung karya saya. Patung Jenderal Sudirman ada Pak (Edi) Sunaryo, itu guru saya langsung. Jadi satu line, membanggakanlah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Karya seni ini rencananya dibuka secara resmi pada Kamis (16/8) esok pukul 16.00 WIB. Namun, karyanya sudah diletakkan di lokasi pada Selasa (14/8) malam.
"Baru tadi malam jam 23.00. Itu udah dari minggu lalu pekerjaannya. Baru selesai tadi malam. Kemudian Pak Gubernur mampir jam 06.00 pagi tadi buat ditunjukkan ke publik. Kan jadi nyedot massa juga," tutup Joko.