Bermula Dendam dengan Preman, Aming Jadi Atlet Tarung Derajat

23 Juni 2018 16:38 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Seorang atlet bernama Aming sedang hangat diperbincangkan di kancah nasional. Mengingat kecemerlangan prestasinya tidak diikuti penghargaan dari Pemerintah DKI Jakarta. Sebab, selama 6 bulan ini honornya sebagai atlet Tarung Derajat DKI Jakarta belum dibayar.
ADVERTISEMENT
Saat Aming duduk dikelas 4 SD, ia memutuskan merantau ke Jakarta dari tempat kelahirannya di Bogor. Aming menumpukan harapan penuh di Ibu Kota. Namun bak peribahasa jauh panggang dari api, ia hanya menjadi gelandangan di Jakarta. Kerap kali ia dipukuli oleh preman karena tidur di pinggir jalan.
"Sekitar masih kelas 4 SD itu saya ngerantau sendirian, singgah di terminal Senen, Jakarta Pusat. Saya memang enggak dapat pekerjaan, jadi saya tidur di terminal atau toko baju, kalau pagi dibangunin sama preman. Kadang saya ditendang dan digambari, dan itu pemicu saya untuk belajar bela diri tarung derajat," ujar Aming kepada kumparan, Jumat (22/6).
Setelah merasa mampu bela diri, Aming memberanikan diri ikut lomba. Namun usai lomba, niat balas dendam dengan preman justru berubah 180 derajat. Terutama saat dirinya merasakan kemenangan dalam lomba bela diri di kampung.
ADVERTISEMENT
"Bukannya nimbul dendam dari hati, tapi saya malah menghindar dari keributan. Saya lebih pilih ingin berprestasi saja. Kalau berkelahi kalau terdesak," ucapnya.
Nasib Atlet DKI 6 Bulan Tak Digaji (Foto: Charles Brouwson, Franky Emmanuel/kumparan)
Bapak dari dua anak ini memilih cabang olahraga bela diri Tarung Derajat, karena kecintaannya pada Indonesia. Pasalnya olahraga Tarung Derajat diciptakan oleh pria asal Bandung, yakni Achmad Dradjat.
Aming kerap mencoba beberapa cabang olahraga namun hatinya kembali pada cabang olahraga yang menekankan pada agresivitas serangan dalam memukul dan menendang ini.
Kecintaan Aming pada Tarung Derajat terbukti dari seringnya ia menjuarai beberapa pertandingan antar daerah hingga menjadi peserta Pelatda DKI Jakarta. Hingga saat ini ia tidak pernah malas berlatih meski kerap menghadapi berbagai kendala.
Aming, atlet tarung derajat (Foto: Franky Emmanuel/kumparan)
Tak jarang Aming dan teman-temannya harus prihatin karena keterbatasan finansial. Sebab uang saku sebagai atlet dari Pemprov DKI tak kunjung turun. Dengan kekuatan fisiknya, Aming berlari dari rumah di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, ke tempat pelatihan di Universitas Darma Persada, Duren Sawit.
ADVERTISEMENT
Bahkan uang sakunya yang belum dibayarkan tidak menjadikan Aming untuk malas berlatih mempersiapkan ajang pertandingan kedepannya, seperti Piala Presiden pada November 2018.
Aming, atlet tarung derajat (Foto: Charles Brouwson)
Hati kecil Aming sangat mengharapkan uang saku dari pemerintah. Namun ia tidak ingin menjadikan uang saku tersebut penghalang bagi dirinya untuk mengabdi untuk Indonesia.
Untuk kesehariannya atlet berusia 29 tahun ini mengandalkan sepenuhnya hidup dari olahraga. Uang sakunya yang tak kunjung cair membuatnya banting setir menjadi buruh lepas di bidang percetakan.
"Keseharian hanya buruh lepas percetakan itu pun kalau ada. Kalau lagi enggak ada ya saya enggak ada. Dan untuk uang saku ini sangat penting banget. Soalnya upah saya hanya Rp 50-Rp 60 ribu. Tapi tetap disyukuri, lumayan buat jajan anak," terang Aming.
ADVERTISEMENT