Bertemu Menhan Australia, Panglima TNI Bahas Ancaman Terorisme
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Saat ini terorisme mencoba manfaatkan kemajuan teknologi IT dan kebebasan berpendapat untuk dapat menyebarkan pengaruh kuat idealisme terorisme seperti ISIS, Kelompok JAD dan JI”, jelas Hadi dalam keterangan tertulisnya yang diterima kumparan, Kamis (7/6).
Hadi menjelaskan, dalam penanganan terorisme diperlukan suatu kerja sama yang erat dalam pertukaran informasi intelijen. Selain itu di hadapan Payne, Hadi mengatakan, TNI kini dapat berperan aktif dalam penangan terorisme karena adanya Undang-undang Terorisme.
“Dengan Undang-undang Terorisme yang baru dapat dilakukan pencegahan sebelum terjadi aksi teror dan TNI dapat dilibatkan dalam menghadapi aksi teror," ujarnya.
Di lokasi yang sama, Payne setuju bahwa ancaman terorisme saat ini semakin intens dengan memanfaatkan teknologi. Payne lantas mendorong adanya kerja sama antara Indonesia dan Australia dalam mengatasi ancaman terorisme, khususnya jaringan teroris internasional.
ADVERTISEMENT
“Saya sangat berharap bahwa Panglima TNI dan juga Pangab Australia dan Menhan Indonesia Ryamizard Ryacudu dapat mengembangkan kerja sama di dalam menghadapi terorisme tersebut," katanya.
Payne juga mengatakan, kerja sama militer antara Indonesia dan Australia telah masuk tahun ke-25. Menurut Payne, kerja sama tersebut perlu untuk semakin ditingkatkan, khususnya pada bidang pendidikan militer melalui pertukaran taruna.
“Kerja sama tersebut menggambarkan hubungan yang kuat dan konsisten antara Indonesia dan Australia," jelas Payne.
Dalam pertemuan tersebut turut hadir Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Kabais TNI Marsda TNI Kisenda Wiranata Kusuma, Kapuspen TNI Mayjen TNI M.S. Fadhilah, dan Kapuskersin TNI Laksma TNI Tatit Eko Witjaksono.
Sementara pihak Australia turut hadir Dubes Australia untuk Indonesia Gary Quinlan, Asisten Sekretaris I Kebijakan Internasional Stephen Robert Moore, dan Athan Australia di Jakarta Commander Robert Plath.
ADVERTISEMENT