Berusia 9 Tahun, Laurent Selesai S1 di Universitas Eindhoven

11 November 2019 5:04 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laurent, S1 Teknik Elektro pada Technische Universiteit Eind. Foto: tim kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Laurent, S1 Teknik Elektro pada Technische Universiteit Eind. Foto: tim kumparan
ADVERTISEMENT
Usianya baru setara kelas 3 SD, tapi Laurent tahun ini selesai S1 Teknik Elektro pada Technische Universiteit Eindhoven (TU/e), Belanda.
ADVERTISEMENT
“Dia tiga kali lebih cerdas daripada mahasiswa terbaik yang pernah saya jumpai,” ujar mentor yang menjadi pembimbing Laurent, Prof. Peter Baltus (59) di harian Algemeen Dagblad, dikutip kumparan Den Haag, Minggu (10/11).
Prestasi Laurent yang tahun ini bakal diganjar ijazah Bachelor dalam usia 9 tahun itu dalam waktu dekat akan masuk Guinness Book of Records sebagai mahasiswa yang pernah lulus strata satu dalam usia termuda.
Menurut Prof. Baltus, pada awal bekerja sama dengan Laurent memang terasa aneh. Namun dengan segera dia menyadari bahwa dia dapat berdiskusi dengan Laurent sebagaimana dengan mahasiswa lainnya, bahkan lebih baik jika dibandingkan dengan beberapa mahasiswa tertentu.
“Kadang saya lupa bahwa dia masih begitu belia, hingga usia 9 tahun itu muncul ke permukaan manakala dia sampai dua kali menyolder chip belum berhasil juga dengan baik (karena masih anak-anak, red),” terang Baltus.
com-Ilustrasi anak cerdas. Foto: Shutterstock
Seorang anak dengan otak hebat mampu menguasai pengetahuan dengan kecepatan luar biasa itu adalah sesuatu hal yang dapat dijelaskan, misalnya karena faktor memori fotografis. Namun studi yang kini berhasil diselesaikan oleh Laurent menunjukkan bahwa semua itu jauh lebih dari sekedar faktor tersebut.
ADVERTISEMENT
“Dia mencapai tingkat berpikir solutif di mana banyak mahasiswa dewasa tak pernah sampai ke situ. Kualitas tersebut menjadi semakin penting dalam tahapan kuliahnya saat ini,” imbuh Prof. Baltus.
Laurent hanya membutuhkan waktu kurang dari setahun untuk menyelesaikan S1 di TU/e, sementara mahasiswa dewasa umumnya memerlukan waktu rata-rata 3 tahun. Jika mahasiswa lainnya butuh waktu 8 sampai 12 pekan untuk menguasai satu mata kuliah, Laurent hanya perlu 1 pekan saja.
“Saya mulai kuliah pada bulan Maret dan sekarang tugas akhir saya untuk ijasah Bachelor sudah hampir kelar,” papar Laurent.
Menyongsong wisuda S1 di TU/e nanti, Laurent pun memulai pencarian untuk pendidikan lanjutannya. Kedua orangtuanya kini telah mundur dari pekerjaan mereka demi dapat mendampingi perkembangan Laurent. Kemungkinan mereka harus bolak-balik Eindhoven - Amerika, sebab Laurent tertarik ke California.
ADVERTISEMENT
Laurent lahir di Oostende, Belgia, kemudian bersama orang tuanya pindah ke Amsterdam. Usianya baru 6 tahun ketika dia memasuki sekolah menengah. Untuk meredam kejenuhan, pada usia 7 tahun Laurent telah dibolehkan mengikuti trayek penelitian pada Academisch Medisch Centrum in Amsterdam. Kemudian pada usia 8 tahun dia dinyatakan lulus SMA.
Di sela-sela itu tiap liburan musim panas, Laurent yang memiliki IQ dengan skor 145, mengikuti berbagai kursus bagi anak-anak jenius pada universitas-universitas terkemuka seperti Stanford University dan Fairfield University di Amerika Serikat, lagi-lagi sebagai peserta termuda yang pernah diterima oleh universitas-universitas tersebut.
Meskipun telah mencapai lompatan luar biasa dalam prestasi akademiknya, namun secara emosional Laurent tetaplah anak-anak. Pada tiap akhir pekan dia tidak melakukan apa-apa, melainkan bermain-main dengan anjing neneknya. Manakala dia berbincang-bincang soal anjing, maka nampaklah dia masih anak usia 9 tahun, meskipun kemampuan otaknya sangat hebat.
ADVERTISEMENT
Laurent juga tidak hidup menyendiri melainkan punya cukup banyak teman, walaupun sebagian besar dari mereka usianya lebih tua dari dirinya. Dia tidak tertarik kegiatan kepramukaan atau masuk klub olahraga. Dari aspek emosional dia tetap masih anak-anak.
“Dia sama keras kepalanya seperti anak usia 9 tahun lainnya jika makan malam tak sesuai dengan seleranya. Dan itu sering banget,” tutur Lydia, ibu kandung Laurent.
“Ada sesuatu tak wajar terjadi dalam otaknya ketika dia masih dalam kandungan. Syukurlah hal itu dalam makna positif,” timpal ayah Laurent, Alexander, seraya tertawa.