Biden Nyatakan Siap Bela Taiwan, China Naik Pitam

24 Mei 2022 16:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joe Biden berbicara selama konferensi pers di NATO setelah bertemu dengan sekutu tentang invasi Rusia ke Ukraina, di Brussels,  Kamis, 24 Maret 2022. Foto: Evan Vucci/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joe Biden berbicara selama konferensi pers di NATO setelah bertemu dengan sekutu tentang invasi Rusia ke Ukraina, di Brussels, Kamis, 24 Maret 2022. Foto: Evan Vucci/AP Photo
ADVERTISEMENT
Situasi hubungan Amerika Serikat dan China kembali memanas. China bahkan mengaku geram atas ucapan teranyar Presiden AS Joe Biden.
ADVERTISEMENT
China mengatakan Amerika Serikat saat ini sedang ‘bermain dengan api’. Peringatan ini menanggapi pernyataan Presiden Joe Biden yang bersedia turunkan kekuatan untuk membela Taiwan dari China.
Juru bicara Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara Tiongkok, Zhu Fenglian, menyebut AS menggunakan 'kartu Taiwan' untuk menahan China. Zhu memperingatkan, tindakan ini nantinya justru akan ‘membakar’ AS itu sendiri.
Latihan Militer Taiwan. Foto: Ann Wang/Reuters
Diberitakan kantor berita negara Xinhua, Zhu mendesak AS untuk menghentikan tindakan dan pernyataan mereka yang dapat melanggar prinsip yang telah disetujui oleh kedua negara.
Presiden Biden sendiri pada Senin (23/5/2022) dia akan bersedia mengerahkan kekuatan AS untuk membela Taiwan melawan agresi China. Pernyataan tersebut ia buat dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo.
ADVERTISEMENT
“Ya, itu komitmen yang telah kita buat,” jawab Biden ketika ditanya apakah Washington bersedia untuk melibatkan militernya dalam membela Taiwan.
Ini merupakan salah satu pernyataan paling tegas Biden di tengah konflik China dengan Taiwan.
Meski tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, AS memandang Taipei sebagai mitra mereka. Washington juga menjual senjata ke Taiwan dan memiliki hubungan perdagangan yang kuat dengan pulau itu.
“Lihat, begini situasinya, Kami setuju dengan kebijakan ‘One China'; kami telah menandatanganinya dan semua perjanjian yang menyertainya dibuat dari sana,” papar Biden, dikutip dari Reuters.
“Tetapi gagasan bahwa itu bisa diambil dengan paksa tidak tepat,” sambungnya.
Kebijakan One China adalah pengakuan diplomatik atas posisi China bahwa hanya ada satu pemerintah China. Di bawah kebijakan tersebut, AS mengakui dan memiliki hubungan formal dengan China bukan Taiwan.
ADVERTISEMENT
Di bawah kebijakan ini, AS mengakui posisi China terkait Taiwan namun tidak mendukungnya. Hingga saat ini, Beijing masih memandang Taiwan sebagai bagian dari China dan bersumpah untuk menyatukan kembali kedua negara suatu hari nanti.
Pada hari Senin, pejabat Pentagon di Washington dengan segera menekankan bahwa komentar Biden tidak menandakan perubahan posisi AS dalam kebijakan ini.
“Seperti yang dikatakan presiden, kebijakan ‘One China' kami tidak berubah. Dia mengulangi kebijakan itu dan komitmen kami untuk perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin kepada wartawan di Pentagon.
Penulis: Airin Sukono.