Bilik Disinfektan Masih Ada di Bandara Surabaya, Alvin Minta Pemda Patuhi Aturan

4 April 2020 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bilik Disinfektan di Terminal 1 Bandara Juanda Surabaya.  Foto: Dok. Alvin Lie
zoom-in-whitePerbesar
Bilik Disinfektan di Terminal 1 Bandara Juanda Surabaya. Foto: Dok. Alvin Lie
ADVERTISEMENT
Meski Kementerian Kesehatan tidak menganjurkan penggunaan bilik disinfektan untuk manusia, bilik tersebut masih ditemukan di Terminal 1 Bandara Juanda, Surabaya.
ADVERTISEMENT
Hal itu ditemui langsung oleh Komisioner Ombudsman Alvin Lie saat berada di sana. Ia meminta agar pemerintah daerah Surabaya yang masih memasang bilik disinfektan berkordinasi dengan pemerintah pusat, karena penyemprotan disinfektan justru membahayakan manusia.
"Alangkah baiknya jika pemda dan pemerintah pusat saling menghormati menteri kesehatan sudah mengeluarkan imbauan untuk tidak lagi gunakan disinfektan di bilik steril. Karena itu membahayakan manusia," kata Alvin dalam keterangan yang diterima, Sabtu (4/4).
Komisioner Ombudsman Alvin Lie Foto: Ainul Qalbi/kumparan
Alvin paham, pemerintah daerah terus melakukan upaya untuk menjaga kesehatan dan keamanan warganya. Tapi, setelah adanya imbauan pihak yang lebih kompeten, rakyat akan terjebak dalam situasi yang serba salah.
"Rakyatnya takut karena itu sudah resmi dilarang pemerintah tapi kalau tidak mengikuti itu salah juga. Petugas di lapangan juga serba salah. Jadi sebaiknya pemerintah daerah dan pusat koordinasi kolaborasi supaya tidak membingungkan rakyatnya," ucap Alvin.
Ilustrasi bilik disinfektan Foto: REUTERS/Daniel Becerril
Sebelumnya Kementerian Kesehatan sudah mengikuti anjuran dari WHO tentang protokol kesehatan terkait penyemprotan disinfektan ini. Disinfektan hanya bisa digunakan untuk membersihkan patogen di benda mati, bukan di mahluk hidup.
ADVERTISEMENT
Kemenkes menyatakan, bilik disinfektan yang sekarang banyak digunakan untuk manusia mengandung diluted bleach (larutan pemutih/natrium hipoklorit), klorin, etanol 70%, amonium kuartemer (seperti benzalkonium klorida), hingga hidrogen peroksida (H202).
Kandungan ini hanya bisa digunakan untuk mendisinfeksi permukaan seperti lantai, perabot, peralatan kerja, pegangan tangga atau eskalator, hingga moda transportasi. Jika tetap digunakan ke manusia, maka akan menimbulkan iritasi.
***************************
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!